Jalan di samping Istana Kyounghee




Istana Kyounghee merupakan salah satu istana di antara 5 istana di Seoul, ya..., 4 istana lainnya adalah istana Kyongbok, istana Changduk, istana Changkyoung, dan istana Duksoo. Raja Sookjong dan Kyongjong lahir di istana Kyounghee, termasuk Jungjo dilantik sebagai raja di istana ini juga. Jika istana Changduk disebut sebagai istana timur, maka istana Kyounghee merupakan salah satu istana yang mewakili zaman kerajaan Chosun, hingga disebut sebagai istana barat. Istana Kyounghee memiliki ukuran yang sangat besar saat pertama kali dibangun yaitu memiliki seribu 5 ratus ruang kamar, namun Pemerintah Imperialis Jepang merusak citra istana Kyounghee dengan meratakan tanah dan juga membangun sekolah menengah pertama di areal istana Kyounghee. Pemerintah imperialis menggunakan beberapa bangunan istana Kyonghee sebagai ruang kelas sekolah itu dan juga menjual sebagian bangunan. Bangunan istana Kyounghee yang sekarang tertinggal adalah 3 buah saja, masing-masing pintu gerbang Honghwamun, bangunan Soongjun dan Hwanghakjung. Beberapa bangunan utama yang dulu ada kini sedang direhabilitasi secara bertahap.


Di sebelah timur istana Kyounghee ada jalan istana Kyounghee. Di samping pintu gerbang Honghwa ada Museum sejarah Seoul, sementara jalah istana Kyounghee adalah jalan satu arah yang terletak di belah kanan Museum Sejarah Seoul. Alasan mengapa jalan itu disebut sebagai jalan istana Kyounghee adalah karena jalan itu merupakan bekas areal istana Kyounghee. Iya.., dengan demikian kita bisa bayangkan betapa besar dan luasnya istana Kyounghee di masa lampau.

Jika kita berjalan kaki sekitar seratus meter di jalan itu, maka satu gedung bertingkat 2 dapat ditemui disebelah kanan jalan itu. Gedung yang mungil dan bergaya barat itu adalah Museum buku Hwabong yang dipenuhi dengan berbagai buku yang berharga dan bercirikhas. Museum itu memiliki sekitar seratus ribu buah buku kuno yang terdiri dari thema sejarah buku, dari huruf cetak kuno, buku cetak, buku pelajaran, buku sastera, peta dan lain sebagainya. Sementara itu, museum itu juga memamerkan hampir seribu buah buku kuno dan khas yang diterbitkan di 30 negara. Di antaranya adalah buku yang paling besar di dunia yang berisi cerita kerajaan Butan di gunung Himalaya.., ukurannya 152 x 213 sentimeter dan berat 49 kilogram. Dan ada juga buku yang paling kecil di dunia, yang disebut sebagai 'buku beras', 1 x 1 milimeter. Selain itu, sekitar 3 ratus jenis buku Choonhyangjon, salah satu cerita nyanyian klasik Korea, Pansori dipamerkan di Museum buku Hwabong itu.


Di pertengahan jalan Kyonghee terlihat 2 buah gedung yang mungil. Gedung itu adalah galery Sunggok yang memiliki halaman belakang yang indah. Di bukit yang terletak dibelakang galery itu kita dapat melihat dinding batu Istana Kyounghee. Orang-orang juga dapat beristirahat di kafeteria di satu sudut halaman galery sambil minum teh yang hangat. Sementara, juga ada satu tontonan lainnya di sekitar galery Sunggok, yaitu Museum sepakbola yang terletak di lobby lantai atas gedung sepakbola Korea. Meskipun skalanya kecil, namun banyak yang khas dan bersejarah, antara lain bola yang terbuat dari kantong kemih babi, benda-benda bersejarah seratus tahun persepakbolaan Korea dari bola yang dibuat dari jerami, cenderamata Komite Asosiasi sepakbola Korea tahun 1939, Pamplet pertandingan Swiss tahun 1954, model pemain kesebelasan nasional Korea yang menciptakan mitos majunya Korea Selatan dalam babak semi final World Cup Korea-Jepang tahun 2002 dan lain-lain


world.kbs.co.kr/indonesian/program