Artillery fire exchanged between North and South Korea


Mengenai serangan mendadak Korea Utara hari Selasa, asisten terkemuka kantor keperesidenan Cheongwadae, Hong Sang-pyo mengatakan pihak militer Korea Selatan segera bereaksi terhadap tindakan provokasi Korea Utara, sesuai dengan prinsip operasi militer dalam situasi darurat.
Hong Sang-pyo mengingat bahwa Korea Selatan akan melakukan tindakan balasan secara tegas bilamana Korea Utara melakukan tindakan provokasi selanjutnya.
Korea Utara, pada hari Selasa sekitar pukul 2:30 siang, menembakkan artileri pantai ke pulau Yeonpyong dan sekitarnya di laut barat Korea Selatan .
Markas Gabungan Angkatan Bersenjata Korea JCS di Seoul mengatakan Korea Utara menembakkan ratusan peluru meriam dari pangkalan pantai mereka menuju arah ke pulau Yeonpyong dan sekitarnya di laut barat.





Dengan serangan pada pukul 14:34 dan pukul 15:10 itu selama sekitar 20 menit masing-masing, dua marinir Korea Selatan meninggal dan 17 lain luka luka, dan diantaranya 3 penduduk sipil.
Menurut anggota penduduk di pulau Yenpyong, sebagian rumah terbakar dan beberap fasilitas dan sarana militer juga mengalami kerugian besar atas serangan meriam Korea Utara tersebut.

Tindakan ini secara jelas adalah tindakan agresi secara sengaja. Secara khusus, serangan membabi buta pada rumah-rumah sipil merupakan tindakan kejahatan yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Langkah beresiko dan anakronistis Korea Utara ini yang bermotif mendorong terbentuknya transisi kekuasaan generasi ketiga adalah tindakan nekat seperti pengembangan senjata nuklir dan serangan bersenjata atas pulau Korea Selatan. Akan tetapi, tindakan nekat itu akan mempersulit Korea Utara sendiri dan dampak selanjutnya adalah pada kepemimpinan Korea Utara, yang mengakibatkan tindakan diluar perikemanusiaan secara nyata. Sekarang, Korea Utara harus menghargai masyarakat dunia dalam perspektif secara luas dan menghentikan langkah-langkah provokaitfnya guna mengupayakan suatu jalan menuju perdamaian antar-Korea.

Pada hari Selasa sore kemarin, Korea Utara memuntahkan sekitar 1000 longsongan artileri dengan menggunakan artileri pantai dan meriam howitzer ke pulau Yeonpyeong dekat perbatasan laut antar-Korea di bagian barat. Penembakan oleh Korea Utara itu menjadi sasaran pangkalan militer dan fasilitas Korea Selatan di pulau itu serta mengenai pula beberapa rumah penduduk dan mengakibatkan kebakaran di gunung. Akibat dari penembakan ini, 4 jiwa melayang: dua prajurit mariner Korea Selatan dan dua warga sipil yang dinyatakan hilang sebelumnya juga ditemukan tewas dan 20 prajurit lainnya termasuk puluhan sipil mengalami luka-luka. Setelah itu, Korea Selatan memberikan serangan balasan dengan meluncurkan 80 kali tembakan dengan menggunakan mesin K9 jauh lebih dahsyat daya destruktifnya daripada artileri yang ditembakkan oleh Korea Utara. Diduga bahwa pangkalan arileri Korea Utara mengalami kerusakan parah.

Apa yang membuat kita berang adalah serangan yang tak dapat dibenarkan itu mengenai perkampungan damai. Di sekitar pulau Yeonpyeong, terdapat kira-kira 400 rumah tangga. Tembakan artileri bertubi-tubi oleh Korea Utara terhadap perkampungan itu menunjukkan secara jelas tindakan provokasi yang direncanakan dengan matang oleh Korea Utara.

Pada bulan Maret lalu, Korea Utara menenggelamkan kapal angkatan laut Korea Selatan, Cheonan dengan serangan torpedonya. Baru-baru ini, Pyongyang mengundang ilmuan nuklir Amerika Serikat dan membeberkan reaktor nuklir air ringan yang sedang dikembangkan dan fasilitas pengayaan uranium. Langkah itu tentunya bertujuan memperoleh konsesi dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. Tetapi, Korea Utara telah berbohong berkali-kali atas pengembangan senjata nuklirnya kepada masyarakat internasional, sembari memeras keuntungan ekonomi dibalik itu. Jadi, serangkaian tindakan provokatif negara komunis itu gagal menarik perhatian dari dunia luar. Penembakan artileri menuju Pulau Yeonpyeong terjadi ditengah kekhwatiran Korea Utara atas situasi diplomatik yang kurang mendukung serta upaya yang tidak jelas atas peralihan kekuasan generasi ketiga. Provokasi militer hanya memperlihatkan betapa gugupnya Korea Utara sekarang ini sebagaimana rezim komunis itu memasuki titik yang sangat genting. Akibat dari ulahnya, pemimpin Korea Utara akan menanggung resikonya.




Sebagian berita-berita mengenai penyerangan Korea Utara terhadap Korea Selatan oleh beberapa media dunia.

Update #1: According to CNN, “North Korea fired artillery toward its tense western sea border with South Korea on Tuesday, killing at least one South Korean soldier, the Yonhap news agency reported.

Two civilians and 13 other South Korean military personnel were injured, with three of the soldiers seriously hurt, Yonhap said.

Update #2: BBC has reported that this event is a strong indication of a switch-up at the highest level of North Korea’s power echelon. The Daily Telegraph goes a step further and infers that the bombardment is reflective of Kim Jong Il’s successor (his third son Kim Jong Un) beginning to take the reins of the nation, since historically, the new successor to the North Korean seat was heralded by a “series of aggressive acts intended to strengthen the new leader’s relationship to the army.

Meanwhile, South Korean president Lee Myung Bak has ordered his officials to “sternly respond” to North Korea’s actions, but at the same time, ensure that “the situation does not escalate”. At this time, the official death count has climbed to 2 – the second casualty was reported to be another soldier.

Source + Photos: CNN, BBC, Reuters, The Daily Telegraph

KBS World news

Comments