Chibabawi (Batu Chima)



Pada jaman kerajaan Joseon Korea, dimana raja ke-11 Yeonsangun menguasai negaranya, banyak masyarakat dan bawahan menjalani kehidupan yang susah payah karena Yeonsangun dikenal dengan kezaliman dan menggunakan kepemimpinannya secara berlebihan. Selama 12 tahun, Yeonsangun menguasai negara, dia menghancurkan tempat belajar para sarjana dalam istana dan mengubah sebagai tempat hiburan dan sering membunuh bawahan yang dianggap hambatan baginya. 

Akhirnya, tidak bisa menghindari dari restorasi dari pejabat-pejabat negara yang merasa perlunya revolusi. Diantara pejabat-pejabat tersebut, Sung Hee-an dan Park Won-jong memimpin restorasi tersebut dan menobatkan pangeran Jinsung yaitu anak ke-2 dari raja ke-9 Sungjong.


Sung Hee-an dan Park Won-jong menyampaikan rencana restorasi kepada pangeran Jinsung dan istrinya yang bermarga Shin. Pangeran Jinsung dan istrinya terkenal dengan saling setia.
Nah, pada hari-Hnya terjadi restorasi tersebut, pangeran Jinsung dan istri Shin menunggu kabar dari istana, tetapi sampai waktu perjanjian, siapapun tidak datang, sehingga kedua suami istri itu menunggu dengan menyiapkan racun obat untuk bunuh diri, jika restorasi gagal dan diketahui oleh raja Yeonsangun, pasti mereka mengalami sesuatu hukuman yang lebih pahit daripada kematian. Akan tetapi akhirnya, rencana restorasi sukses dan pangeran Jinsung menjadi raja ke-12 kerajaan Joseon dan menjadi raja Jungjong.

Nampaknya cerita sejarah ini berjalan dengan tenang, tetapi kisah yang menyedikan baru dimulai dari sini.

Setelah restorasi sukses, Yeonsangun dan istri Yeonsangun dan keluarganya tidak dapat menghindarkan diri dari kematian atau pengasingan. 


Akan tetapi, ternyata istrinya raja Jungjong yaitu ibu Shin adalah putri dari Jwauijung Shin. Kalau menerjemahkan Jwauijung ibarat statusnya sekarang adalah mungkin Menteri Luar Negerilah. Dan menlu Shin adalah adik dari istri Yeonsangun, sehingga dia juga dijatuhkan hukuman mati waktu restorasi. 


Bagaimanapun juga, pejabat-pejabat tinggi mengkhawatirkan masa depannya jika ibu Shin yaitu putri menlu Shin yang mati akan menjadi ibu negara, sehingga menuntut keras untuk mengejarnya ke luar istana. Raja Jungjong pun tidak dapat menolaknya karena itulah undang-undang negara waktu itu. Akhirnya, ibu Shin dikejar ke luar istana dan menjalani kehidupan di sekitar gunung Inwang dekat istana. 


Namun, raja Jungjong yang mengkhawatirkan keamanan ibu Shin meminta sambil meneteskan air mata, menggantungkan rok kesukaan ibu Shin berwarna pink di batu besar di Inwangsan dimana dapat terlihat dari istana. 


Begitu juga setelah dikejar ke luar istana ibu Shin, setiap hari meletakkan roknya di batu tersebut pada pagi hari dengan tanda keselamatan dan keberadaan di samping suaminya dan raja Jungjong yang setiap hari merindukan istrinya menenangkan hati sambil memandang batu dimana rok pink ibu Shin tersebut diletakkan. 


Katanya raja Jungjong setelah terpaksa menyambut istri barupun yang mana akan menjadi ibu negara tidak dapat melupakan ibu Shin. Kemudian batu tersebut lama-lama dinamakan Chima Bawi yang artinya Batu Rok.


Informasi Wisata

Chima Bawi atau batu rok terletak di puncak gunung Inwang di Seoul. Jalur untuk menaiki gunung Inwang dapat ditemukan di dekat stasiun Gyeongbokgung atau istana Gyeongbok atau stasiun Doklipmun, lewat subwei jalur ke-3 berwarna oranye di Seoul. Namun, anda dapat juga memandang Chimabawi dari istana Gyeongbok seperti halnya Jungjong memandang setiap hari dari istana.



Korean History of KBS / IniSajaMo