Gadis yang diselamatkan oleh Katak


Di sebuah desa ada gudang negara, yaitu gudang yang menyimpan padi-padian yang dikumpulkan sebagai pajak.
Akan tetapi di desa ini ada tradisi yang aneh dan tragis sekali, yaitu penduduk harus mempersembahkan seorang gadis korban di gudang tersebut.
Jika tidak menyediakan, pada tahun itu terjadi wabah penyakit atau hasil pertaniannya gagal, sehingga penduduk di desa itu mengalami kekurangan pangan yang serius. Oleh karena itu, penduduk desa memilih seorang gadis setiap tahun, pada hari bulan purnama pertama muncul di awal tahun baru.
Nah, di desa itu ada seorang gadis yang hidup dengan ayahnya yang sudah renta. Nama gadis itu tidak dikenal, kita namai saja 'Ari'. Suatu hari, ketika Ari menyiapkan makan malam di dapur, seekor Katak terus memandang gadis itu dan tidak mau pergi, sampai Ari masuk ke kamar. Ari yang merasa kasihan terhadap Katak yang sendirian itu, membagikan nasi kepada sang Katak. Dan Katak itu memberikan tanda terima kasih dengan mengejap mata lalu pergi setelah memakan nasi yang diberikan kepadanya.
Sejak hari itu, Sang Katak setiap hari datang ke dapur rumah gadis itu, dan setiap Katak datang, Ari yang baik hati selalu memberi makanan.

Sementara itu, masa untuk mempersembahkan gadis yang akan dijadikan korban makin mendekati, para orangtua yang memiliki anak perempuan berkumpul bersama, kemudian mengundi siapa yang akan dipersembahkan.
Sialnya, yang terpilih adalah Ari, si gadis yang baik hati, dan anak yang berbakti terhadap ayahnya yang sudah sangat tua. 
Ayah Ari yang pulang ke rumah tidak bisa menceritakan perihal ini kepada anaknya, hingga sang ayah langsung jatuh sakit. Ari merasa iba dengan kondisi sang ayah, karena kasihan dan penasaran apa yang menyebabkan ayahnya jatuh sakit, Ari kemudian bertanya kepada ayahnya, namun sang ayah tidak bisa menjawab dan hanya mengalirkan airmata.
Beberapa hari kemudian, ayah Ari akhirnya menceritakan kepada anaknya, dan mengatakan..
"Anakku yang kasihan...aku ayah yang bodoh, hasil undian memilih kamu untuk dijadikan korban persembahan. Ayah tidak bisa melepaskan kamu, ayah tidak bisa hidup sendirian dan kehilangan kamu untuk selamanya. Nanti kamu diambil, dan ayah aku akan ikutan mati setelah memakanmu.."
Ari yang mendengarkan cerita ayahnya hampir melarikan diri, tapi dia langsung mengendalikan dirinya, bahkan menghibur ayahnya.

Akhirnya hari itu sudah tiba, hari dimana Ari akan menjadi korban persembahan. Hari itu pun Katak datang ke dapurnya dan Ari memberi lebih banyak makanan kepada katak sebagai tanda salam terakhir.
Kepala desapun segera datang dan Ari ditahan di gudang negara.
Akan tetapi katak yang selalu datang ke dapur rumah Ari, sudah menunggu duluan di dalam gudang tersebut. Ari merasa aneh, tapi dia merenungi nasibnya sendiri.
Pada tengah malam, tiba-tiba muncul cahaya biru dari langit-langit gudang. Melihat cahaya biru itu, Katak memuntahkan racun bercahaya merah dari mulutnya, hingga cahaya itu juga memuntahkan racun kepada Katak. Semalaman cahaya merah dan cahaya biru berperang dengan saling memuntahkan racun.
Diniharipun datang, dan tiba-tiba kalajengking yang besar sekali jatuh dari langit-langit gudang. Ya, pertarungan itu dimenangkan oleh Katak. Kalau Katak tidak membantu Ari, Ari akan dibunuh kalajengking.. Ari yang takut sekali melihat tragedi yang terjadi dihadapannya, langsung kabur. Dan sang Katak yang kekuatan sudah habis, akhirnya mati juga. Iya...Katak membalas kasih sayang Ari kepada dirinya yang selama ini terus menemani dan memberinya makan. Sejak Kalajengking mati, di desa itu tidak pernah terjadi lagi wabah penyakit serius atau kekurangan pangan. Semenjak itu, tradisi aneh itu-pun tidak dilakukan lagi...

Informasi Wisata

Legenda tentang Katak yang membalas kasih sayang itu disampaikan di berbagai daerah. Hingga tidak bisa memastikan cerita itu berasal dari daerah mana. Tapi di sebuah daerah asal marga Han, kota Cheongju propinsi Chungcheong utara terdapat sebuah batu memorial yang tertuliskan legenda tersebut.






KBS News@IniSajaMo

Comments