Pelukis Genius Yang Mewakili Dunia Seni Lukis Modern Korea, Lee Jung-seop


Pelukis Populer, Lee Jung-seop
Pelukis Lee Jung-seop tetap dikenang dan dicintai oleh masyarakat Korea... Lukisannya yang menggambarkan ternak sapi dan keluarga sangat terkenal dan bernilai tinggi dari segi seni dan sejarah. Karya lukisannya mengandung semangat bangsa Korea dan mencerminkan situasi era tertentu yang meliputi masa penjajahan Jepang, kemerdekaan dan Perang Korea seiring dengan rasa rindu dan semangat kesenian dari seorang seniman. Oleh karena itu, kehidupan Lee Jung-seop juga dianggap sebagai sebuah karya seni. Nah, hari ini, mari kita cermati kehidupan pelukis genius Lee Jung-seop.

Menempuh Hidupnya Sebagai Pelukis 
Lee Jung-seop yang lahir pada tanggal 10 April 1916 menerima dampak yang menyegarkan setelah melihat lukisan dinding makam Goguryeo. Setelah itu, dia mulai belajar seni lukis bersama gurunya, Lee Yong-ryeon dan pergi ke Jepang pada tahun 1935. Sejak itu, dia semakin menciptakan dunia seni lukis tersendiri dan karya lukisannya mendapat evaluasi tinggi di Jepang pada tahun 1937. Pada waktu itu, dia bertemu dengan isterinya yang berasal dari Jepang bernama Yamamoto Masako, namun hubungannya tidak begitu lama berlangsung.

Hari-hari Yang Penuh Kesengsaraan
Lee Jung-seop yang pulang ke Korea setelah tamat sekolah pada tahun 1944 menikah dengan Masako. Walaupun mereka mempunyai anak, namun anak itu meninggal dunia akibat penyakit diphtheria. Lee Jung-seop yang menerima dampak berat akibat kematian anaknya mulai menciptakan karya yang bermotif 'sakit hati'. Apalagi, Perang Korea yang meletus 3 tahun kemudian kembali menggoyangkan kehidupannya. Akibat kemiskinan, akhirnya dia menyuruh isteri dan dua orang putranya pergi ke Jepang pada tahun 1952. Setelah itu, dia terpaksa berpisah dengan keluarganya secara permanen.

Lee Jung-seop Yang Memiliki Rasa Rindu Terhadap Keluarga
Lee Jung-seop yang selalu berimpian untuk bertemu dengan keluarga melepaskan rasa rindu terhadap keluarga sambil menggambarkan penampilan keluarga yang berbahagia. Selain itu, lewat lukisan ternak 'Sapi Putih' yang mengekspresikan hewan yang penuh energi, dia menunjukkan betapa tingginya semangat bangsa Korea. Lukisan-lukisan seperti itu cukup menghibur masyarakat yang mengalami sakit hati akibat perang dan juga bermanfaat agar dia kembali memperoleh semangat. Walaupun dia dapat menampilkan bakat yang unggul di tengah-tengah situasi perang, perpisahan dengan keluarga dan keadaan kemiskinan, namun keadaan ekonominya tidak membaik lagi. Untuk bertemu dengan keluarga di Jepang, dia mengadakan acara pameran pribadi pada tahun 1955, tapi impiannya tidak dapat terwujud.

Karya Lee Jung-seop
Pada tahun selanjutnya, Lee Jung-seop yang merasa kecewa akibat gagalnya pada acara pameran pribadi meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya dalam usia 40 tahun. Sejak tahun 1957, karya-karyanya mulai mendapat sorotan dan berhasil mengibarkan namanya untuk pertama kali sebagai pelukis Korea, karena karyanya disimpan secara permanen di dalam museum AS, yaitu Museum of Modern Art in New York. Setelah itu, karya-karyanya bernilai tinggi, sampai-sampai drawing atau sketsa juga berharga seratus jutaan won. Lee Jung-seop tetap menyemarakkan semangat kesenian walaupun mengalami kemiskinan....Karya dan kehidupan Lee Jung-seop yang mengandung kemanusiaan mendasar tetap mendapat sorotan dari masyarakat Korea.



InisajaMo @Korean HistoryKbs

Comments