Para Penyair ASEAN & Korea Berkumpul di Pekanbaru

Pekanbaru - Para penyair dari berbagai negara ASEAN dan Korea berkumpul di Pekanbaru, Riau untuk acara Korea-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF) II. Riau menjadi tuan rumah karena merupakan bumi sastra Melayu.

KAPLF II diadakan di Balai Pauh Janggi, Gedung Daerah, Pekanbaru. Gubernur Riau Rusli Zaenal pun membuka acara ini secara resmi.

"Ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah acara ini merupakan suatu kehormatan bagi Bumi Melayu. Riau memiliki kebudayaan Melayu yang bernilai tinggi," kata Rusli kepada wartawan, Rabu (26/10/2011).

Menurut Rusli, Riau memiliki visi ingin menjadikan negeri ini sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

"Bahkan, imperium Melayu pernah jaya di masa lalu. Tak hanya di sejumlah negara ASEAN, tapi juga sampai ke Madagaskar. Di dunia sastra, Riau juga terus mempertahankan kebudayaan Melayu," katanya.

Gubernur Riau berharap, pertemuan ini bisa mengangkat kebudayaan Melayu sebagai bagian kebudayaan dunia. Riau bisa menjadi tujuan wisata budaya, tak hanya di Indonesia tapi juga internasional.

Direktur KAPLF II, H Rida K Liamsi mengatakan, tahun 2011 adalah perhelatan lanjutan dari event KAPLF di Seoul, Korea, Desember 2010 silam. Riau saat itu ditunjuk sebagai tuan rumah acara lanjutannya.

"Kegiatan ini adalah pertemuan para penyair Korea Selatan dan negara-negara ASEAN untuk membangun solidaritas sesama penyair untuk membantu agar dunia lebih damai," kata Rida.

Rida menyebutkan, tema ini menyertakan kesenian ASEAN-Korea dan suara-suara yang sama untuk berkreativitas dari kalangan penyair. Karena pusat kegiatan di Riau, festival yang diwujudkan bernuansa Melayu.

Dia menjelaskan, dari Indonesia ada 20 penyair dan lima dari Riau serta negara peserta lainnya. Festival Penyair ASEAN-Korea II diisi dengan berbagai kegiatan dari pembacaan puisi, esai dan lain-lainnya.

Rida menyebutkan, akan ditandatangani tiga buku yakni Sound of Asia mengenai kumpulan puisi penyair, buku yang dibacakan kalangan peserta selama kegiatan Malay As World Heritage on Stage, buku Becoming After Seoul tentang tulisan penyair yang ditulis setelah festival KAPLF I lalu di Korea, serta penandatanganan MoU antara Yayasan Sagang dengan yayasan dari Korea.

Syamsudin Othman, salah seorang peserta dari Malaysia yang mewakili peserta menilai, pertemuan ini sangat penting sekali. Di tengah banyaknya perilaku manusia rakus di bumi saat ini yang merusak alam, peserta dalam pertemuan ini berupaya menjaga agar alam tetap hijau, laut tetap biru dan awan tetap putih melalui kata-kata.

"Pertemuan ini bukan untuk menghabiskan waktu. Tapi berbuat yang jujur lagi ikhlas memegang amanah," kata Syamsudin.

Sebagai puncak pembukaan pertemuan KAPLF II, sejumlah penyair menyampaikan puisinya. Bahkan Gubernur Riau Rusli Zainal, Rida K Liamsi, Ko Hyeong Ryeol serta Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri turut ambil bagian.


detik com

Comments