Burung Merak Balas Budi

2011-11-07



Pada zaman dahulu, suatu hari seorang sarjana sedang melakukan perjalanannya ke ibukota untuk mengikuti ujian kerajaan. Ketika berjalan di dalam hutan, dia mendengarkan jeritan seekor burung merak dan tertampak seekor ular naga hendak memangsa burung merak itu. Dia segera mengeluarkan panahnya, kemudian membunuh ular naga itu. 

Hari sudah menjadi malam dan dia harus mencari tempat untuk beristirahat pada malam hari itu. Akhirnya, dia menemukan sebuah pondok tua dan kecil, lalu mengetuk pintunya. Seorang wanita keluar dari rumah itu dan mengizinkan sarjana tersebut menginap di rumahnya yang memiliki hanya satu kamar saja. 

Sewaktu tidur, sang sarjana merasa tertekan sesuatu dan susah bernapas. Dia membuka matanya, lalu menyadari wanita yang telah berubah menjadi seekor ular naga melilit badannya. Maka, sang sarjana bertanya kepada ular naga itu mengapa berbuat begitu padanya. Sang ular naga menjawab bahwa ia ingin melakukan balas dendam kepada sang sarjana karena membunuh suaminya pada siang hari itu. Setelah mendengar sang ular naga itu, sarjana meminta kepadanya untuk tidak membunuhnya dan segera menyelamatkannya. 

Sang ular naga betina itu mengatakan ia akan menyelamatkan sarjana jika lonceng berbunyi. Pada saat itu, bunyi lonceng terdengar. Ketika bunyi lonceng yang ketiga terdengar, sang ular naga betina itu mengatakan bahwa suaminya telah sampai di surga, maka ia akan membebaskan sarjana. Kemudian, ia meninggalkan sarjana. Setelah ular naga pergi, sang sarjana membuka matanya. Hari sudah menjadi pagi dan sang sarjana berada di bawah batu besar, bukan di dalam pondok kecil.
Dia meneruskan perjalanannya lagi dan sempat menyaksikan tiga ekor burung merak mati di bawah lonceng yang ada di dalam Kuil Sangwonsa. Burung merak yang telah diselamatkan oleh sang sarjana dari serangan ular naga itu membalas budi kepada penyelamatmya.
Infromasi Wisata
Berdasarkan kisah itu, menara lonceng di dalam Kuil Sangwonsa dianggap sebagai tempat balas budi dan loncengnya disebut lonceng balas budi. Nama gunung dimana ada Kuil Sangwonsa itu juga berubah dari Gunung Jeokak dengan Gunung Chiak yang bermakna gunung burung merak. Kuil Sangwonsa yang dibangun pada zaman dinasti Shilla itu terletak di Daerah Wonjoo, Provinsi Kangwon dan terkenal sebagai salah satu kuil Buddha yang kuno.


kbs