Seputar Perjalanan di Jalur Jalan Kaki Bau di daerah Gangneung




Satu tahun telah berlalu dan tahun baru yang lain telah tiba di samping kita. 
Kehidupan tahun ini nampaknya sulit bagi semua orang dengan resesi ekonomi dan situasi 
politik di Semenanjung Korea. Namun, seperti ikan-ikan di bawah bekuan es masih bernafas 
dan tunas baru bersabar untuk tumbuh di bawah tanah bahkan di musim dingin, kita masih berharap
untuk masa depan yang lebih baik dan berupaya untuk meraih impian kita pada awal tahun baru. 
Jadi, inilah waktu yang sempurna bagi kita untuk mencari jalan paling bijaksana dalam kehidupan, 
sambil berjalan-jalan di jalur jalan kaki yang mengikuti jejak nenek moyang kita.

Di ‘Guesthouse Jalan Bau’ yang terletak di kota Gangneung di propinsi Gangwon, 
orang-orang yang telah datang menerjang cuaca beku mulai berbondong-bondong satu per satu.
Bersamaan dengan Jalur Jalan Kaki Ole’di Pulau Jeju dan Jalur Jalan Hiking Dule’di Gunung Jiri, 
Jalur Jalan Tapak Bau diakui sebagai tiga jalan trekking utama yang paling populer di Korea Selatan.

Total 18 jalur jalan kaki sepanjang 350 kilometer yang melintasi daerah daratan tinggi Daegwanryeong
dan daerah Gyeongpodae dan pantai-pantai di Jeongdongjin yang memiliki pemandangan spektakuler
begitu khas dan masih memelihara keindahan asli daerah propinsi Gangwon.
Para pengunjung pertama kali datang ke guesthouse sedang sibuk untuk mengumpulkan informasi
tentang perjalanan dan berbaur dengan pejalan kaki lain. Para pengunjung yang terkumpul di situ telah
memilih Jalur ‘jalan kuno Daegwanryeong’ sebagai tempat tujuan hari ini.

Daerah Daegwanryeong adalah pintu gerbang lama yang menggabungkan wilayah barat dan timur
pegunungan Baekdu sejak zaman Goryeo.

Daegwanryeong yang terletak di daratan setinggi 832 meter di atas permukaan laut yang bisa melihat
salju ter-tebal di Korea, dan akibatnya menunjukkan satu pemandangan yang paling spektakuler yang
menakjubkan.


Jalur nomor kedua, Jalur Jalan Kaki Daegwanryeong sepanjang 16 kilometer akan melewati sebuah
peternakan domba, tempat suci Seonghwangdang, kedai tua, hingga Museum Daegwanryeong.
Jalur ini memakan waktu sekitar empat atau lima jam untuk menyelesaikannya, tapi itu tidak mudah
untuk berjalan melalui salju tebal yang kaki pejalannya masuk ke dalam salju sampai paha.

Jalur jalan ini juga adalah jalan untuk menuju ke kampung halamanku dimana menyimpan banyak
kenangan ketika saya masih kecil.

Sebuah novel saya yang diterbitkan pada tahun 1995, berjudul “Jalan Kuno ke Gangneung,”
 menggambarkan masa kecil saya di kampung halaman, Gangneung di mana air mengalir ke
pantai laut Timur dan angin bertiup ke pedalaman.

Impian masa kanak-kanak saya adalah pergi melintasi daerah pegunungan Daegwanryeong ini
dan merantau di dunia luar. Menurut Orang dewasa di desa saya, selalu mengatakan bahwa
“kamu bisa pergi ke Seoul jika kamu melintasi lembah dan pegunungan Daegwanryeong”.


Sebagai penulis yang pertama kali memperkenalkan jalur jalan kaki Bau ke dunia, misi saya berikutnya
adalah untuk menulis sebuah buku tentang ‘jalan’.

Saya berharap saya bisa menceritakan sebuah kisah tentang orang yang memenuhi tujuan hidup mereka
dan menemukan arti sebenarnya dari kehidupan yang mereka berjalan-jalan. Dan melalui kisah itu,
saya sendiri juga ingin menemui arti sesungguhnya dalam kehidupan seperti jalan .

Kalau begitu, anda mengambil jalan apa ? Tahun 2012, tahun baru yang penuh semangat ini, mari kita
mulai berjalan-jalan dengan rajin di jalan yang terbentang baru di depan kita !































Dikutip dan dibagi oleh  Lee Sun-one -.seorang novelis
Source ; Kbs world
Trans by IniSajaMo