Il Yeon, Menulis Buku Sejarah Dari Tiga Negara Di Korea 'Samguk Yusa'



Mulai Menulis Dalam 75 Tahun

Seorang wanita yang menyadari kehamilannya setelah dia bermimpi sama selama 3 hari secara berturut-turut bahwa matahari terus menyoroti perutnya, akhirnya melahirkan seorang putra pada tahun 1206. Untuk mengenang mimpi istimewa itu, dia menamai putranya 'Gyeon-myeong' yang berarti 'melihat cahaya terang'. Sejak lahir, Gyeon-myeong mendapat sorotan di sekitarnya, namun dia menjalani hidupnya sebagai biarawan Buddha mulai tahun 1219. Setelah itu, dia terus menimba ilmu dan pendidikan agama Buddha serta akhirnya dia menuliskan buku sejarah dalam usia 75 tahun, yaitu tahun 1281. Buku sejarah itu tiada lain adalah buku berjudul 'Samguk Yusa' yang mewakili sejarah negara kuno Korea.

Mencatat Identitas Bangsa Dari Segi Sejarah

Il Yeon mengibarkan namanya sebagai sarjana terunggul di era dinasti Goryeo. Dia lulus ujian nasional yang diarahkan kepada kalangan biksu dengan nilai tertinggi, menuliskan 100 buah buku terkait agama Buddha, dan diangkat sebagai 'pembimbing negara' pada tahun 1283.

Situasi sosial pada waktu itu cukup memberikan pengaruh besar kepada Il Yeon agar dia mencatat kisah dari 'Samguk Yusa'. Pada abad ke-13, kerajaan Goryeo mengalami kesulitan akibat kekalahan dari Mongolia yang menyerang Goryeo. Untuk mengatasi kesulitan dan mencari akar permasalahan dari segi mental, dilaksanakanlah berbagai upaya yang bermanfaat untuk menyadari tradisi dan budaya pada masa lalu. Dengan demikian, Il Yeon mencatat buku 'Samguk Yusa' untuk membuat rakyat merasa bangga diri sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang.

Sebenarnya, sejarahwan Kim Bu-sik yang menuliskan buku sejarah 'Samguk Sagi' hanya mencatat fakta sejarah dari tiga negara, yaitu Shilla, Goguryeo dan Baekje. Namun, Il Yeon menyatakan identitas bangsa Korea dari segi sejarah lewat kalimat pertama dari 'Samguk Yusa', yaitu 'Dangun Wanggeom membuka negara pertama bernama Gojoseon dengan menetapkan ibukota di Asadal serta waktu itu tepat dengan masa pemerintahaan raja Yao di Cina.‘ Selain mitos pendirian Gojoseon, dia mencatat mitos pendirian dari beragai negara lain, sehingga cukup menunjukkan sejarah Semenanjung Korea yang diciptakan oleh negara-negara kuno.

 Gudang Kisah

Samguk Yusa terdiri dari 9 episode dalam 5 buah buku dan menjadi landasan untuk memahami sejarah dan budaya dari kerajaan kuno di Semenanjung Korea secara keseluruhan lewat keadaan sosial dan budaya pada waktu itu yang biasa dikesampingkan dalam buku sejarah yang sudah ada.

Khususnya, Il Yeon menampung kisah atau riwayat hidup dari segala kalangan mulai raja, biarawan, bangsawan, sampai rakyat jelata dengan mengumpulkan legenda dan mitos yang tersembunyi di seluruh daerah. Oleh karena itu, Samguk Yusa mengandung lebih banyak kisah dan memberikan ilham kepada generasi berikutnya. Dengan kata lain, Samguk Yusa bukan hanya buku sejarah yang mencatat fakta sejarah, tetapi juga menunjukkan jawaban dan kebijaksanaan mengenai pertanyaan, yaitu apa angkasa luar, apa makna negara dan apa nilai kehidipan, dll.
Oleh karena itu, jika kita membaca Samguk Yusa, kita dapat menemukan suatu sumber dan juga mencari penampilan masa depan. Itulah Il Yeon yang menuliskan Samguk Yusa yang mengandung sejarah dan kehidupan bangsa Korea. Dia mangkat pada tahun 1289.


Source :kbs co.kr.