Kim Deok-su


 



Cukup banyak orang berpikir bahwa Samulnori adalah genre musik tradisional Korea. Tapi, sebenarnya, ini adalah bentuk musik yang relatif baru dan pertama kali diperkenalkan kepada dunia pada tahun 1978. Sebelum itu, setiap desa memiliki sebuah rombongan perkusi sendiri yang disebut Pungmulpe dan musik yang dimainkannya disebut Pungmul atau Nongak. Selain itu, sebuah rombongan Namsadangpae yang melakukan pertunjukan dengan menjelajahi pedesaan dari satu desa ke desa lain juga memainkan Pungmul.


Waktu itu, dipimpin oleh bendera tertuliskan nama rombongan atau keinginan untuk panen yang baik, penghibur perjalanan itu akan memainkan perkusi seperti Janggu, Buk, Kkwaenggwari, Jing, Taepyeongso, dan Sogo. Para musisi juga diikuti oleh penghibur yang disebut ‘Japsaek’ berkostum seperti sarjana dan sebagainya. Pementasaan itu menjadi asal-usul Samulnori. Kata lain Samulnori adalah modernisasi pertunjukan tersebut dan dirancang untuk dapat dipentaskan di atas panggung terbatas.

Samulnori itu menarik perhatian kaum muda sejak dipentaskan di panggung kecil di Insa-dong pada tahun 1978 untuk pertama kalinya. Terutama empat orang musisi muda, Kim Deok-su, Kim Yong-bae, Lee Gwang-su, dan Choi Jong-sil memperkenalkan nama Korea dengan pertunjukan perkusi mereka, Samulnori. Diantara keempat orang tersebut, Kim Deok-su telah lama mencurahkan banyak perhatiannya pada Samulori dan terus melakukannya hingga hari ini. Sejak umur 5 tahun, dia giat sebagai penari anak laki-laki dalam Namsadangpae, karena ayahnya adalah seorang anggota rombongan pertunjukan berkeliling, Namsadangpae. Waktu itu, dia dipuji sebagai anak jenius bermain Janggu. Setelah Samulnori dilahirkan, Kim Deok-su bergiat untuk memperkenalkannya ke dunia. Dia melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan musik baru berdasarkan tradisi melalui pertukaran budaya dengan banyak musisi dari seluruh dunia.

Musisi Kim Deok-su mengenang masa lalunya sebagai berikut:
"Ada suatu masa ketika kami diperlakukan dengan baik bahkan selama masa sulit. Ketika tidak banyak yang menonton dan menikmati TV dan film, rombongan pertunjukan seperti Akgeukdan atau Gukgeukdan menggelar pementasan. Diantaranya, Namsadangpae paling digemari orang awam. Tapi, itu semua berubah suatu hari pada tahun 1960-an. Waktu itu, kami hanya melakukan pertunjukan dengan mengelilingi seluruh negeri sepanjang tahun untuk merayakan semua jenis acara-acara di desa-desa termasuk pernikahan. Tapi, semuanya berhenti secara serentak. Kami dilarang melakukan pertunjukan di bawah Gerakan Saemaeul Nasional. Jika melakukan pertunjukan, mereka ditangkap dan dibawa ke tahanan polisi."

Karena ada cobaan dan kesengsaraan seperti itu pada periode tersebut, Samulnori dapat diciptakan kembali untuk menarik perhatian warga dunia. Musisi Kim Deok-su mengatakan bahwa dia merasa bangga, karena dia mampu mewariskan tradisi untuk generasi masa depan dengan sentuhan kreativitasnya.




Source :kbs world
Shared By IniSajaMo