Kang Hyo-seon

 


Semasa pemerintahan Raja Sejong dari Dinasti Joseon, ada seorang pejabat tinggi pemerintah bernama Maeng Sa-seong. Dia dikenal sebagai orang yang sangat murah hati kepada para budaknya, tetapi dia adalah orang yang sangat ketat kepada para pejabat pemerintah lainnya.


Dia juga orang yang menggemari musik, sehingga suka bermain Piri, suling tradisional Korea saat dia sendirian di rumah. Pada musim panas, dia memainkan Piri itu di bawah naungan pohon cemarah. Ketika di rumah, dia bermain Piri dengan duduk di atas tikar. Maka, orang yang sedang menuju rumah Maeng Sa-seong untuk kunjungan dinas menebak bahwa pejabat tinggi itu ada di rumahnya setelah mendengar bunyi Piri di pintu masuk desa. Daripada seribu kata, bunyi Piri yang pantang menyerah kepada badai kehidupan dapat menggambarkan kejujuran cendekiawan itu.

Piri merupakan alat musik tradisional Korea yang paling kecil. Akan tetapi, instrumen itu dapat menghasilkan suara keras dan kuat, maka digunakan untuk berbagai macam genre musik, mulai dari musik untuk upacara istana sampai musik iringan untuk tarian rakyat jelata.

Dalam musik orkestra modern yang kreatif, Piri juga menangani melodi utama. Namun, jangkauan suara Piri relatif sempit dibandingkan dengan penggunaannya tersebut. Sementara instrumen petik seperti Gayageum dan Haegeum menarik berkat perhatian publik dengan menampilkan variasi musiknya, Piri hanya diletakkan di bagian belakangnya.

Tapi seorang musisi Kang Hyo-seon yang membawakan Piri ke dalam publik juga telah mempelajari piano dan biola sejak usia dini, tapi mengambil jurusan Piri setelah memasuki Sekolah Tinggi Gugak Nasional. Pada tahun 2006 ketika bergiat sebagai anggota kelompok musik kreatif di National Gugak Center, dia merilis album debutnya ‘Attraction’ yang menampilkan permainan Pirinya. Selama itu, musik permainan solo Piri terbatas pada permainan musik tradisional seperti Sangryeongsan atau Sanjo. Walau musik kreatif itu bersifat akademis, jauh dari sentimen publik. Sebaliknya, album Kang memperlihatkan kemungkinan baru instrumen Piri dengan memperhatikan pemilihan komposer.

Kang Hyo-seon pernah meraih hadiah pertama untuk bagian suara tradisional dari Lomba Budaya Dunia Terbuka Pertama yang diadakan pada tahun 2004. Dua tahun kemudian, dia memenangkan ‘Hadiah seniman baru tahun 2006’ dari Dewan Kritik Seni Korea.

 Saat ini, dia melakukan pementasan dan studi di luar negeri seperti Amerika Serikat dan negara-negar Eropa dengan nama panggungnya Kamin. Kita memiliki harapan besar untuk perkembangan musik Piri sejauh mana Kang Hyo-seon berkembang sebagai pemain Piri di masa depan.


Source :kbsworld/TR

Comments