Penjaga Pulau Dok Di Kerajaan Joseon, Ahn Yong-bok


 


Diplomat Sipil Yang Lebih Cemerlang Daripada Pahlawan

Masalah kedaulatan pulau Dok yang terus mengalami konflik dengan Jepang tetap menjadi api dalam sekam pada 300 tahun lalu. Walaupun pemerintah Joseon pada waktu itu tidak dapat berkonsentrasi pada masalah pulau Dok akibat pertikaian antar-fraksi partai, ada seorang tokoh yang mendapat surat dengan menegaskan bahwa 'pulau Dok adalah tanah Joseon' dari pihak Jepang. Dia tiada lain adalah Ahn Yong-bok. Walaupun dia hanya seorang dari kalangan rendah, dia menorehkan tinta emas dalam sejarah Joseon sebagai diplomat sipil.

Siapa Ahn Yong-bok?

Riwayat pribadi Ahn Yong-bok tidak diketahui secara pasti, kecuali hanya namanya, karena dia bukan orang dari kalangan atas 'Yangban', atau politisi, namun menurut sebuah buku dari ilmuwan pada akhir Joseon, Lee Ik, dia berasal dari kawasan Dongrae di provinsi Gyeongsang dan bertugas sebagai prajurit pendayung yang lancar berbahasa Jepang. Sebenarnya, di kawasan Dongrae terdapat sebuah badan pemerintah khusus orang Jepang yang berdagang, sehingga Ahn Yong-bok dapat belajar bahasa Jepang. Kemampuan bahasa Jepang Ahn Yong-bok yang dinilai tinggi itu sangat cemerlang pada tahun 1693. 

Kunjungan Pertama Ahn Yong-bok Ke Jepang

Ahn Yong-bok yang menangkap ikan di pulau Uleng bersama 40 nelayan kebetulan bertemu dengan para nelayan Jepang. Ahn Yong-bok mengalami pertengkaran dengan nelayan Jepang, karena hak penangkapan ikan dibawa ke Jepang. Walaupun dia menghadapi krisis, dia malah melakukan protes kepada gubernur jenderal provinsi Hoki bahwa "Jarak antara pulau Uleng dan Joseon menempuh 1 hari, namun jarak antara pulau Uleng dan Jepang memakan waktu 5 hari. Dengan demikian, pulau Uleng dan pulau Dok milik Joseon. Mengapa anda menahan saya walaupun orang Joseon hanya pergi ke tanah milik Joseon?"

Gubernur jenderal yang terkejut pada protes Ahn Yong-bok yang kedengaran sangat logis dan keras, membuat dokumen yang mengandung tuntutan dari Ahn Yong-bok agar bertanya kepada Edo Bakufu bagaimana menuntaskan masalah tersebut. Akhirnya, Edo Bakufu mengakui tuntutan Ahn dengan dokumen berisi 'pulau Uleng dan pulau Dok bukan tanah milik Jepang, sehingga nelayan Jepang dilarang menangkap ikan di wilayah tersebut', dan memberikan perintah agar memulangkan orang Joseon itu ke tanah airnya.

Namun, ditengah-tengah pulang ke Joseon, dokumen yang dibawa Ahn Yong-bok dirampas oleh pemilik pulau Tsushima. Tapi, pemilik pulau Tsushima itu malah mengirimkan surat permintaan agar nelayan Joseon dilarang menangkap ikan di pulau Uleng. Akibat insiden tersebut, pemerintah Joseon mengalami sengketa terhadap pulau Tsushima selama 1 tahun mengenai masalah hak penangkapan ikan dan hak kedaulatan pulau Uleng dan pulau Dok, serta pihak Jepang mengakui pulau Uleng dan pulau Dok sebagai tanah milik Jepang pada tahun 1696. Dengan kata lain, pemutusan tersebut yang dilaksanakan pada akhir abad ke-17 itu didasarkan pada tindakan Ahn Yong-bok.


Kunjungan Kedua Ahn Yong-bok Ke Jepang

Nampaknya, pertikaian antara Joseon dan Jepang hampir berakhir, namun pada tahun 1696, Ahn Yong-bok mengetahui bahwa invasi Jepang ke pulau Uleng dan Dok masih berlangsung. Untuk melakukan protes kepada gubernur jenderal provinsi Hoki, Ahn Yong-bok pergi ke Jepang dengan menyamar sebagai pejabat dari Joseon.

Sebagai hasilnya, gubernur jenderal provinsi Hoki berjanji untuk tidak menginvasi pulau Uleng dan Dok, dan pada tahun berikutnya, Edo Bakufu juga mengakui pulau Dok dan Uleng sebagai tanah milik Joseon dengan mengirimkan utusan dan dokumen yang melarang penangkapan ikan dari nelayan Jepang ke pihak Joseon.

Demikianlah dia berupaya untuk menjaga tanah airnya sebanyak 2 kali sebagai wakil pemerintah, namun dia malah mendapat sanksi setelah pulang ke Joseon dan dibuang ke tempat pengasingan, karena dia menimbulkan masalah internasional dengan menyamar pejabat pemerintah.

Namun, ilmuwan Lee Ik mengevauasi tinggi mengenai tindakan Ahn Yong-bok bahwa 'Dia berhasil menyelesaikan pertikaian antara Joseon dan Jepang demi negara. Walaupun hanya seorang prajurit biasa, tindakan Ahn Yong-bok tidak kalah jika dibandingan seorang pahlawan." Nah, dari segi penjagaan tanah kedaulatan, Ahn Yong-bok menorehkan tinta emas dalam sejarah seperti halnya Admiral Yi Sun-shin. 



Source :kbsworld/TR

Comments