Pujangga pengembara, Kim Byeong-yeon

 


Seperti Angin Seperti Awan...

Walaupun burung miliki sarang dan ada hewan juga tinggal di gua
kehidupan aku terasa sepi tanpa rumah apapun
karena saya berkeliling di seluruh daerah dengan sepatu jerami dan tongkat
seluruh pelosok di dunia ini rumahku seperti halnya air dan awan



Seperti puisi yang mengungkapkan kehidupan sendiri, seorang pujangga pengembara yang berkeliling sepanjang hidupnya dengan mengenakan topi bambu dan memakai sepatu jerami dijuluki sebagai 'Kim Sat-gat.'

Walaupun ada nama aslinya, yaitu Kim Byeong-yeon, dia lebih dikenal sebagai 'Kim Sat-gat,' karena menutup langit dengan topi 'Sat-gat.' Nuansa puisi yang terasa tajam dan kegiatan aneh yang berlawanan dengan pandangan orang biasa, membuatnya menjadi orang legendaris. Nah pada hari ini, mari kita cermati jejak kehidupan pujangga yang suka mengembara.


Akibat Penyesalan Diri Yang Mengkritik Kakeknya, Mengembara Dengan Mengenakan Topi Bambu 'Sat-gat'

Takdir Kim Byeong-yeon yang lahir pada tahun 1807 berubah akibat 'Pemberontakan Hong Gyeong-rae' yang terjadi di provinsi Pyeongan pada bulan Desember 1812. Alasannya adalah karena seluruh anggota keluarganya dieksekusi, karena kakeknya -Kim Ik-sun dituduh membantu musuh. Pada waktu itu, Kim Byeong-yeon yang berusia 6 tahun dan abangnya diselamatkan oleh pembantunya. Beberapa tahun kemudian, keluarga Kim pindah ke Yeongwol setelah dibebaskan dari tuduhan tersebut. Saat Kim Byeong-yeon berusia 20 tahun, dia ikut hadir dalam kontes pembuatan tulisan, namun peristiwa tersebut mengubah arah hidupnya. Kontes tersebut bertema untuk mendakwa Kim Ik-sun yang terlibat dalam 'Pemberontakan Hong Gyeong-rae.' Kim Byeong-yeon yang belum mengetahui kakeknya, Kim Ik-sun sampai saat itu mengecamnya secara tajam, dan mendapat penilaian tertinggi. Namun, Kim Byeong-yeon yang baru mengetahui kebenaran tentang kakeknya, Kim menyesal dan menyalahkan dirinya, karena memalukan nenek moyangnya. Setelah itu, dia mengembara dengan mengenakan topi dari bambu 'Sat-gat' dan membawa tongkat. Itulah saat ketika Kim Byeong-yeon mulai berubah sebagai Kim Sat-gat.


Dunia Puisi Dari Kim Sat-gat

Kehidupan Kim Byeong-yeon yang suka mengembara membuka ufuk baru di dalam sejarah sastra Korea. Dia mengecam sifat dan kebiasaan kalangan atas -Yangban, serta menyindir keadaan nyata pada waktu itu. Dengan memanfaatkan nuasan kata, simbol yang dimiliki oleh aksara Cina dan suara dari Huruf Korea, dia membuat puisi yang terlepas dari gaya puisi tradisional. Demikianlah, dia membuat seribu buah puisi dan syair yang mengandung kecaman terhadap keadaan sosial atau politik dan roman. Namun, dia meninggal dunia di Hwasun Jeolla Selatan dalam usia 57 tahun pada tahun 1863. 


Bohemian Di Korea

Menjelang akhir kerajaan Joseon, Kim Byeong-yeon menjalani hidup sepi untuk mengatasi kekecewaan dan frustrasi yang dia alami. Walaupun kehidupannya dinodai oleh sejarah keluarga yang menyedihkan dan kemalangan nasibnya, kehidupan Kim Byeong-yeon yang suka mengembara di seluruh daerah seperti angin, awan, dan air langsung menjadi karya syair dan puisi. Dengan demikian, Kim Byeong-yeon dapat dikategorikan sebagai pengembara dan penyair sejati dalam sejarah Korea.



Source :kbsworld/IniSajaMo

Comments