Sarjana Pembelajaran Praktis Di Joseon Yang Mencatat Sejarah Balhae Yang Terlupakan, Yu Deuk-gong

Sarjana Pembelajaran Praktis Di Joseon Yang Mencatat Sejarah Balhae Yang Terlupakan, <strong>Yu Deuk-gong</strong>


Membangun Kerajaan Yang Hilang Lewat Sejarah Balhae

"Setelah kerajaan Baekje dan Goguryeo runtuh, marga Kim dari kerajaan Shilla menguasai wilayah Selatan, dan marga Dae atau pendiri Balhae Dae Jo-yeong menyebut wilayah Utara sebagai Balhae. Oleh karena itu, sejarah mengenai periode negara Utara dan Selatan harus berada, namun tidak mencatat sejarah Balhae adalah kesalahan dari Goryeo. "


Itulah sebagian dari kata pengantar dari buku sejarah Balhae 'Balhaego' yang ditulis pada masa pemerintahan raja Jeongjo di era Joseon. Hal tersebut mengguncang dunia sejarah Korea, karena sejarah yang tercatat dengan urutan Tiga Kerajaan, Shilla Bersatu, dan Goryeo menyebar dengan urutan Tiga Kerajaan, Periode Negara Utara dan Selatan, dan Goryeo.

Sejarah Balhae yang didirikan oleh Dae Jo-yeong, mantan jenderal Goguryeo pada tahun 698 tetap berlanjut di kawasan Manchuria selama 229 tahun, dan membuka era negara Utara dan Selatan bersama Shilla Bersatu. Namun, Balhae terlupakan dalam sejarah setelah runtuhnya pada tahun 926 akibat invasi Khitan. Namun, buku sejarah 'Balhaego' menjadi buku pertama yang menyebabkan panggung sejarah Korea sampai Mancuria. Nah, hari ini, mari kita cermati sosok sarjana Yu Deuk-gong yang menyemarakkan upaya untuk menghidupkan sejarah Balhae. 



Memperkokoh Landasan Ilmiah

Yu Deuk-gong yang lahir pada tahun 1748 berstatus sosial sebagai putra dari selir, dan mengalami kesulitan dari segi ekonomi setelah ayahnya meninggal dunia saat dia berusia 5 tahun.

Namun, ibunya klan Hong bersifat kuat, sampai-sampai rela pindah ke Seoul untuk mendidik putranya walaupun mengalami kesulitan. Demikianlah pengetahuan dan ilmu dari Yu Deuk-gong semakin tinggi, dan dipengaruhi oleh Pembelajaran Praktis berkat pamannya Yu Ryeon yang memiliki pengetahuan mendalam di bidang matematika dan astronomi. Saat dia berusia 20 tahun, Yu Deuk-gong bergaul dengan sejumlah sarjana Pembelajaran Praktis seperti Park Ji-won, Park Je-ga, dll, dan membentuk komunitas syair bersama mereka.

Setelah itu, Yu Deuk-gong mengibarkan namanya sebagai penyair dan khususnya menunjukkan bakat luar biasa sebagai penyair sejarah. Pada tahun 1773, dia mengadakan perjalanan ke Gaeseong, Pyeongyang, dan Gongju, dan semakin menaruh perhatian terhadap sejarah geografi. 



Menorehkan Tinta Emas Sebagai Sejarahwan Yang Mengubah Sejarah

Yu Deuk-gong yang berbakat tinggi dalam syair lulus ujian nasional pada tahun 1774, dan 5 tahun kemudian, dia diangkat sebagai pemberi catatan hasil pembahasan antara raja dan bawahan di Gyujanggak, yaitu perpustakaan kerajaan.

Demikianlah, Yu Deuk-gong dapat terlepas dari hambatan status sosial berkat dukungan raja Jeongjo dan menduduki jabatan utama. Selain itu, dia diutus ke Cina sebanyak tiga kali, sehingga berpeluang untuk menginjakkan kakinya di bekas wilayah Goguryeo dan Balhae. Hal tersebut menjadi dinamika agar dia mencatat sejarah Balhae pada tahun 1784.

Namun, setelah raja Jeongjo wafat, Yu Deuk-gong mengundurkan diri dari jabatan pada tahun 1801 dan memusatkan pikiran untuk membuat tulisan. Untuk membuat tulisan berkualitas tinggi, dia membaca sastra dari dunia Timur dan Barat. Akhirnya, dia menampilkan karya unggul, meliputi buku tentang adat istiadat Joseon, buku geografi masa kuno, dll. Walaupun dia meninggal dunia dalam usia 60 tahun pada tahun 1807, perhatian Yu Deuk-gong terhadap sejarah Korea menyediakan landasan berharga bagi sarjana Jeong Yak-yong dan Han Chi-yun untuk menulis buku sejarah dan geografis pada kemudian hari. 




Source ;kbsworld













Comments