( Tokoh Sejarah ) Pahlawan Wanita Yang Membangun Dua Negara, Soseono

 Pahlawan Wanita Yang Membangun Dua Negara, <b>Soseono</b>

Pahlawan Wanita Yang Membangun Dua Kerajaan Di Semenanjung Korea

Walaupun ada banyak wanita yang berkegiatan aktif di dalam masyarakat Korea akhir-akhir ini, Korea dikuasai oleh laki-laki selama ribuan tahun. Namun, di dalam sejarah Korea, ada pahlawan wanita atau srikandi yang membangun dua kerajaan. Dia adalah Soseono yang berperan penting agar Jumong membangun kerajaan Goguryeo, dan juga membantu putranya Onjo agar membangun kerajaan Baekje di bagian Selatan. Nah, hari ini, mari kita cermati sosok Soseono yang mengambil bagian untuk membangun Goguryeo dan Baekje dengan mengatasi batasan sebagai sosok wanita dari segi sosial. 



Pembantu Untuk Membangun Goguryeo

Biarpun belum pasti kapan dia lahir, Soseono lahir sebagai putri dari Yentabal, yaitu ketua suku bangsa Gyeru diantara 5 suku bangsa dari Jolbon Buyeo. Dia menikah dengan Utae yang merupakan anak cucu dari raja Buyeo Utara, Haeburu, serta melahirkan Biryu dan Onjo.

Namun, suaminya Utae cepat meninggal dunia, maka dia hanya menumbuhkan dua putra di Jolbon. Pada waktu itu, di hadapan Soseono, muncullah seorang laki-laki yang mengubah arah hidupnya. Dia tiada lain adalah Jumong yang kemudian menjadi pendiri Goguryeo. Jumong berbakat tinggi sejak masih kecil, maka putra-putra dari raja Geumwa di Buyeo Timur merasa cemburu terhadap Jumong. Oleh karena itu, Jumong melarikan diri ke kawasan selatan, yaitu Jolbon Buyeo, maka menikah dengan Soseono yang 8 tahun lebih tua daripadanya dan telah memiliki dua putra.

Berkat bantuan dari Yentabal dan Soseono yang memiliki kekuasaan yang terbesar di Jolbon Buyeo, Jumong mengumpulkan tenaga manusia yang unggul dan berhasil memperoleh simpati dari rakyat. Akhirnya, dia mendirikan Goguryeo pada tahun 27 sebelum masehi, dan Soseono menjadi ratu pertama di dalam kerajaan Goguryeo. Setelah itu, Soseono berperan penting agar Jumong menstabilkan Goguryeo.


Membangun Negara Baru Dengan Membawa Dua Putra

Namun, kebahagiaan Soseono tidak lama berlanjut. Setelah 19 tahun berlalu sejak Jumong naik tahta sebagai raja, muncullah Yuri, yaitu putra yang dilahirkan oleh klan Ye saat Jumong tinggal di Buyeo Utara. Jumong memberikan gelar putra tahta kepada Yuri untuk mewariskan tahta raja. Selain itu, Jumong merendahkan statusnya Soseono sebagai isteri kedua.

Akhirnya, Soseono dan dua putranya meninggalkan Goguryeo dan tiba di kawasan Selatan, yaitu Hansan dengan membawa 10 orang bawahan yang setia, dan rakyat suku Gyeru. Namun, Biryu bersama dengan rakyat yang ingin tinggal di sekitar laut, menuju ke Michuhol, dan Onjo bersama para bawahan, mendirikan negara baru dinamakan 'Sipje' pada tahun 18 sebelum masehi.

Kawasan Michuhol yang dipilih oleh Biryu berkelembaban tinggi, maka rakyat di sana tidak dapat menjalani hidupnya dengan nyaman, sehingga Biryu yang merasa kecewa dan mendapat stres tinggi terhadap keputusannya akhirnya meninggal dunia. Setelah itu, rakyat di Michuhol juga pindah ke negara Onjo, maka nama 'Sipje' berubah sebagai 'Baekje'. Demikianlah, Soseono tetap menyaksikan negara yang didirikan oleh putranya semakin menjadi stabil, dan meninggal dunia pada tahun 6 sebelum masehi.
 


Pahlawan Wanita Yang Sulit Menemukan Contohnya Dalam Sejarah Dunia

Namun, catatan mengenai wanita luar biasa itu hampir tidak ada, kecuali bagian mengenai raja Onjo dari buku sejarah tiga kerajaan, 'Samguksagi' dan buku sejarah yang ditulis oleh Shin Chae-ho, 'Sejarah Kuno Joseon.' Walaupun catatannya hampir tidak ada, sejarahwan Shin Chae-ho memuji-muji Soseono sebagai 'satu-satunya ratu yang mendirikan Goguryeo dan Baekje.' Nampaknya, kegiatan mencari catatan mengenai Soseono adalah tugas bagi generasi berikutnya. 




Source : Kbsworld INA
Shared By IniSajaMo

Comments