Penyanyi wanita lagu tradisional pertama Korea, Jin Chae-seon

 Penyanyi wanita lagu tradisional pertama Korea, <strong>Jin Chae-seon</strong>




Membuka ufuk baru dalam sejarah lagu Pansori

Bidang Pansori yang menyajikan kisah serasi dengan irama gendang didominasi oleh kalangan penyanyi laki-laki, seperti penyanyi legendaris Lee Nal-chi yang terkenal sebagai ‘Nyanyian Burung’, Jeong Chun-pung, penyanyi nasional Lee Dong-baek dan Leem Bang-ul yang menghibur rakyat lewat Pansori saat mengalami penjajahan Jepang dan Perang Korea.

Diantara ratusan penyanyi lagu tradisional Korea yang terdapat dalam sejarah Pansori yang berusia 300 tahun, para penyanyi yang mengibarkan namanya adalah penyanyi laki-laki. Namun, akhirnya muncul seorang penyanyi wanita lagu tradisional yang memekarkan Pansori pada masa perubahan budaya. Dia tiada lain adalah Jin Chae-seon. 






Menjadi murid dari Shin Jae-hyo

Jin Chae-seon lahir di daerah perairan, Gochang, Jeollla Utara pada tahun 1847. Berkat ayahnya yang berkegiatan sebagai badut di desanya, Jin Chae-seon berimpian untuk menjadi penyanyi sejak masih kecil, dan mulai berkegiatan pada akhir abad ke-19 dalam suatu lomba menyanyi lagu tradisional di Jeonju.

Pada saat dia tampil di atas panggung, tidak ada reaksi apapun dari para penonton, karena dia adalah penyanyi wanita. Namun demikian, Jin Chae-seon tetap melantunkan lagunya, maka makin lama makin banyak yang terpikat hati pada suaranya. Akhirnya, Jin Chae-seon mendapat tepuk tangan riuh dari para penonton. Seorang penyanyi Pansori ternama Shin Jae-hyo yang menyaksikan penampilan Jin Chae-seon menerimanya sebagai murid. 



Wanita yang dicintai oleh pangeran Heungseon

Dibawah bimbingan Shin Jae-hyo yang berkarir sebagai peneliti atau penulis Pansori, Jin Chae-seon menunjukkan bakatnya sepuas-puasnya. Diantara para murid dari Shin Jae-hyo, Jin Chae-seon paling cemerlang, maka saat dia berusia 22 tahun pada tahun 1896, dia diundang ke pesta di dalam istana Gyeongbok.

Pangeran Heungseon, yaitu ayah dari raja Gojong mengundang seluruh penyanyi tradisional di seluruh daerah dan Jin Chae-seon hadir sebagai wakil daerah Gochang. Di sana, dia melantunkan lagu ‘Seongjoga’ dan ‘Chunhyangga’, serta para hadirin terpikat hatinya pada penampilan, kemampuan menari dan pelantunan lagu dari Jin Chae-seon.

Pangeran Heungseon memberikan jabatan tinggi terhadap gurunya Shin Jae-hyo, dan Jin Chae-seon tinggal di istana Unhyeon, karena mendapat cinta kasih dari Pangeran Heungseon.

Namun, Jin Chae-seon mencintai gurunya Shin Jae-hyo dan selalu merindukan kehidupan sebagai penyanyi Pansori. Akhirnya, setelah Pangeran Heungseon kehilangan jabatannya, dia mencari gurunya Shin Jae-hyo. 




 Penyanyi yang ditakdirkan

Namun, Shin Jae-hyo yang usianya lebih tua 35 tahun daripada Jin Chae-seon telah jatuh sakit, dan akhirnya meninggal dunia pada tahun 1884. Jin Chae-seon yang merasa sedih terhadap kematian gurunya melakukan perkabungan 3 tahun. Setelah itu, penampilannya tidak nampak lagi.

Walaupun Jin Chae-seon hilang dalam sejarah Korea, keberadaannya menjadi dinamika untuk menampilkan para penyanyi Pansori wanita terunggul seperti Heo Geum-pa, Gang So-chun, dll. hingga sekarang. Demikianlah, Jin Chae-seon menjadi penyanyi wanita lagu tradisional pertama Korea dengan mengatasi batasan dan status sosial. Berkat Jin Chae-seon, Pansori mengalami perkembangan lebih lanjut.






Source :KBS World

Comments