Rakyat Adalah Akar Negara
Magna Carta yang dikeluarkan di Inggris pada tahun 1215 menjadi akar undang-undang dasar di masa modern yang memelihara kebebasan dan hak-hak warganegara yang dibuat pada abad ke-17. Namun, di dinasti Joseon, undang-undang dasar yang agung telah ada pada abad ke-14, yaitu kitab undang-undang yang dinamakan 'Joseongyeonggukjeon'. Seorang ilmuwan Jeong Do-jeon adalah orang yang menetapkan ideologi pemerintahan Joseon berdasarkan kitab 'Joseongyeonggukjeon'.
Sampaikanlah MoralJeong Do-jeon lahir di Yeongju, Gyeongsang Utara tahun 1342 pada masa dinasti Goryo. Ayahnya memberi nama 'Dojeon' yang berarti 'menyampaikan moral', dan di masa depan, Jeong Do-jeon berperan penting untuk membangun negara baru di masa transisi dinasti Goryo-Joseon.
Kehidupan Jeong Do-jeon tidak berjalan lancar karena ibunya berasal dari kalangan rendah. Walaupun berbakat tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan, geografi, undang-undang, dll, namun dia tidak mendapat pengakuan. Saat dinasti Goryo melancarkan kebijakan akrab dengan dinasti Yuan, Cina, dia menentang keras, sehingga diturunkan dari jabatannya dan dibuang ke tempat pengasingan.
Di tempat pengasingan, dan sejumlah daerah dimana dia tinggal sementara, Jeong Do-jeon memahami betapa tingginya kesengsaraan rakyat biasa. Dia menyadari bahwa kesengsaraan dan kesulitan yang dihadapinya tidak dapat diselesaikan di bawah kebijakan Goryo.
Pada tahun 1383 Jeong Do-jeon diangkat menjadi staf atau pegawai dari Yi Seong-gye, dan kemudian melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryo untuk mengangkat Yi Seong-gye sebagai raja baru. Demikianlah, negara baru dinasti Joseon dibangun dan terus berlanjut selama 500 tahun .
Merancang Dinasti Joseon
Joseon merupakan negara yang dirancang dengan seksama dan sistematis. Jeong Do-jeon menetapkan lokasi baru yang dijadikan sebagai ibu kota kerajaan, yang merupakan kawasan istana Gyeongbok saat ini, saat memindahkan ibu kota kerajaan dari Gaegyeong ke Hanyang . Selain itu, dia juga menetapkan nama dari sejumlah bangunan utama meliputi istana Gyeongbok, paviliun Geunjeong, paviliun Gangnyeong, dsb secara langsung.
Jeong Do-jeon berimpian untuk membangun negara konfusianisme yang ideal. Untuk itu, dia membuang ideologi yang sudah ada, yaitu agama Budha, dan melakukan persiapan untuk menetapkan filsafat yang paling progresif pada waktu itu, yaitu neo-konfusianisme sebagai gagasan negara baru.
Impian Terus Mekar Antara Dunia Ideal Dan Dunia Nyata
Jeong Do-jeon yang merupakan pegawai pemerintah yang berperan penting untuk membangun dinasti Joseon meninggal dunia tahun 1398 akibat dibunuh oleh kelompok lawan. Alasan pembunuhan Jeong Do-jeon adalah gagasannya yang mengutamakan rakyat menjadi halangan bagi kelompok lawannya yang dipmpin oleh salah satu putra dari Yi Seong-gye, yaitu Lee Bang-won yang mengutamakan kekuasan raja.
Namun, impian dari Jeong Do-jeon akhirnya mekar dan sempurna saat kitab undang-undang dasar yang dinamakan 'Gyeonggukdaejeon' diterbitkan. Setelah itu, dunia yang diidam-idamkan oleh Jeong Do-jeon semakin menjadi nyata. Dengan demikian, tidaklah berlebihan bila mengatakan bahwa Jeong Do-jeon adalah seorang perancang yang agung yang memiliki impian besar.
http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_koreanstory_
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan komentar dihalaman IniSajaMo