Mengungkapkan Kaisar Gojong dari Kekaisaran Han Raya


Mengingat Kaisar Gojong Di Dalam KTT G20
Untuk ikut serta dalam KTT G20 yang diadakan selama dua hari, yaitu tanggal 11 dan 12 November, para pemimpin yang menggerakkan dunia meliputi presiden dari 25 negara, Sekjen PBB, Gubernur IMF, dll. mengunjungi Korea. Dan, Korea melakukan peranannya dengan aktif sebagai tuan rumah. Namun, tahun 1907, walaupun utusan Korea yang menerima perintah dari kaisar Gojong ingin ikut serta dalam Konferensi Perdamaian Dunia, namun mereka tidak boleh masuk ke dalam ruang rapat akibat kemalangan nasib negara di bawah penjajahan Jepang. Namun, dalam waktu 100 tahun, negara yang kecil itu cukup maju sebagai negara utama di dunia dengan menjadi tuan rumah pertama KTT G20 sebagai negara non-anggota G7. Nah, apakah impian dari kaisar Gojong yang ingin membuat negara kuat baru terwujud?

Apakah Gojong kaisar yang bernasib malang atau pemimpin yang bertekad untuk membuka pintu peradaban?
Kaisar Gojong adalah raja terakhir dari kerajaan Joseon yang bersejarah 500 tahun, dan juga kaisar pertama dari Kekaisaran Han Raya, sehingga penilaian terhadap dia berbeda-beda bagi hampir tiap orang.

Raja Gojong lahir sebagai putra kedua dari Lee Ha-eung yang bergelar Heungseon Daewongun pada tahun 1852, dan naik tahta dalam usia 12 tahun sebagai penerus raja Cheoljong. Sebenarnya, raja Gojong terasa sebagai raja yang tidak mempunayi kemampuan karena dia yang masih kecil dikendalikan oleh ayahnya selama 10 tahun dalam urusan politik. Setelah menikah seorang isteri, dia masih tetap tidak berdaya karena ratu Myeongseong memiliki kekuasaan. Selain itu, kemampuan memerintah negara dan kepemiminannya selalu dirongrong dengan adanya invasi dari Prancis dan AS, kekuatan luar negeri yang ingin merampok tanah Joseon, revolusi petani Donghak, kejadian pembunuhan ratu Myeongseong, dll.


Namun, raja Gojong berusaha untuk memajukan Joseon sebagai negara modern. Untuk itu, dia menghapuskan sistem kalangan sosial, melakukan reformasi, mendirikan sekolah untuk pendidikan rakyat, dan juga mengubah nama negara sebagai 'Kekaisaran Han Raya' dari 'Kerajaan Joseon' pada tahun 1897.

Untuk berdiri sebagai negara mandiri dan merdeka dari intervensi luar negeri, dia mengubah nama negara. Setelah Jepang yang menang dalam Perang Rusia-Jepang memaksa untuk menandatangani 'Peraturan Eulsa' yang berisi mencabut hak diplomasi Korea, akhirnya dia memutuskan dengan tegas.

Mengirimkan Utusan Khusus ke Den Haag
Tahun 1907, kaisar Gojong mengirimkan tiga orang utusan khusus ke Konferensi Perdamaian Dunia yang diadakan di Den Haag, Belanda untuk memproklamasikan kemerdekaan Korea, dan juga memberitahukan ketidakadilan 'Perjanjian Eulsa' ke dunia internasional, namun tiga orang utusan tersebut tidak boleh masuk ke dalam ruang rapat karena mereka tidak memiliki hak diplomasi dari Kekaisaran Han Raya. Demikianlah, pada waktu itu, Kekaisaran Han Raya hanya merupakan negara yang lemah. Setelah kejadian itu, kaisar Gojong diturunkan oleh Jepang secara paksa dari tahta raja pada tanggal 19 Juli 1907, dan akhirnya wafat di istana Deoksu tahun 1919.

Sehari sebelum dia wafat, kaisar Gojong masih tetap sehat, sehingga ada banyak desas-desus tentang alasan kematian Gojong. Nah, kalau begitu, apa artinya periode kekuasannya Gojong selama 44 tahun?



Masa Pemerintahan Gojong Selama 44 Tahun
Tujuan utama dari Kekaisaran Han Raya mencegah merampoknya hak kedaulatan Korea. Namun, Kekaisaran Han Raya tidak memiliki kekuatan, dan akhirnya dijajah oleh negara kuat. Namun, tidak dapat disangkal Kekaisaran Han Raya yang bersejarah 13 tahun menjadi titik tolak bagi Korea sebagai negara modern, karena budaya Barat meliputi pendidikan, medis, arsitektur, kereta api, dll dimasukkan pada waktu itu. Dari segi itu, evaluasi yang positif tentang kaisar Gojong baru muncul di dunia akademi baru-baru ini. Nampaknya, tibalah saatnya bagi seluruh lapisan masyarakat Korea Selatan memikirkan kembali masa pemerintahan Gojong dengan baru.





source" KBS Newsworld

Comments