Jenderal Terakhir Dari Kerajaan Baekje, Gye Baek



Orang Yang Kalah Yang Telah Menjadi Simbol Kerajaan Baekje
Dalam sejarah Korea, seorang jenderal dari kerajaan Baekje, yaitu Gye Baek dikalahkan oleh jenderal dari Shilla, Kim Yu-shin di pertempuran Hwangsanbeol. Namun demikian, keberanian dan semangat patriotisme dari jenderal Gye Baek yang menghadapi peperangan yang sudah diduga kalah masih menjadi legenda bagi bangsa Korea.

Kehidupan Gye Baek Yang Tidak Diketahui
Terus terang, catatan tentang kehidupan pribadi jenderal Gye Baek tidak begitu banyak, sehingga hanya diperkirakan dia lahir di daerah Buyeo saat itu. Namun, sejumlah kisah legenda yang disampaikan membuat kita merasakan betapa hebatnya dan luarbiasanya penampilan Gye Baek pada masih kecilnya. Akhirnya, dia menjadi tokoh legendaris lewat pertempuran terakhir di medan perang Hwangsan, yaitu pertempuran Hwangsanbeol.

Pertempuran Hwangsanbeol
Kerajaan Baekje pernah menikmati masa keemasannya sebagai negara terkuat yang mampu mengalahkan kerajaan Goguryeo dan Shilla. Namun, memasuki tahun 600-an, tiga kerajaan, yaitu Goguryeo, Shila dan Baekje bersaing ketat untuk merebut wilayah. Baekje yang kehilangan wilayah di sekitar sungai Han mulai menyerang Shilla dalam upaya kerjasama dengan Goguryeo dan Jepang. Dengan demikian, Shilla juga minta bantuan kepada kerajaan Tang, Cina, sehingga akhirnya pasukan gabungan antara Shilla dan Tang berjumlah 50 ribu tentara menuju ke Baekje. Untuk menghadapi serangan dari pasukan tersebut, menteri-menteri dari Baekje dulu memberikan nasehat kepada raja Uija, namun raja Uija tidak memperhatikan nasehat dari para menteri. Setelah pasukan gabungan Shilla-Tang telah menyerbu daerah penting di Baekje, raja Uija baru menyuruh jenderal Gye Baek untuk menghadapi pasukan Shilla-Tang. Dengan demikian, jenderal Gye Baek bertempur habis-habisan di daratan Hwangsanbeol bulan Juli tahun 660.

Mari Menuju Ke Hwangsanbeol Untuk Bertemu Dengan Pahlawan Terakhir Baekje

Pasukan gabungan Shilla-Tang semakin menguasai Baekje. Pasukan Tang yang berjumlah 130 ribu tentara mulai maju ke istana Sabie di Buyeo, Baekje, serta 50 ribu tentara di bawah pimpinan Kim Yu-shin juga menuju ke Hwangsanbeol. Namun, di daratan Hwangsanbeol, pasukan Kim Yu-shin berhadapan dengan pasukan Gye Baek.

Sebelum menuju medan perang, Gye Baek menyatakan dia lebih baik mati daripada menjadi seorang budak musuh serta membunuh istri dan keluarganya sendiri untuk menghindari mereka jatuh ke tangan musuh. Tindakan itu membuat pasukan Gye Baek yang hanya berjumlah 5 ribu tentara bersemangat tinggi, namun akhirnya jumlah tentara sangat kurang untuk menghadapi pasukan Shilla yang besar. Akhirnya, semua tentara Baekje tewas di Hwangsanbeol, sehingga Baekje yang bersejarah 678 tahun juga runtuh.


Gye Baek Masih Hidup Di Hwangsanbeol
Walaupun 1.300 tahun telah berlalu, namun keberanian Gye Baek tidak terlupakan bagi bangsa Korea. Menghadapi pertempuran yang menetapkan takdir negara, pengabdian dan semangat patriotisme dari Gye Baek membuat kita memikirkan kembali apa makna tanah air dan bagaimana arah hidup seorang manusia.




Source : KBS history

Comments