Nongbuga (Lagu Petani)


Lagu rakyat masing-masing negara mencerminkan emosi tersendiri dari masyarakat setempat, dan kadang-kadang kita dapat mempelajari suatu sejarah lewat lagu rakyat. Korea dimana teritorialnya sangat kecil pun mempunyai lagu rakyat yang cukup beragam dan tentunya masing-masing daerah mempunyai ciri khas sendiri. Hari ini, saya akan memperkenalkan sebuah lagu rakyat di daerah selatan ‘Nongbuga’ atau ‘lagu petani’.
Saya menjelaskan dulu sedikit tentang ciri khas lagu rakyat di daerah selatan dari semenanjung Korea. Daerah selatan di Korea, Pansori yaitu opera gaya tradisional Korea yang dinyanyikan oleh seorang sangat berkembang, maka lagu rakyat di daerah selatan cukup mirip dengan Pansori tersebut. Cara menyanyikannya juga mirip dengan Pansori, sehingga sering terdengar suara gemetar yang keras.
Sebenarnya ‘Nongbuga’ atau ‘Lagu petani’ menjadi bagian pansori ‘Chunhyangga’. Namun, diperkirakan bahwa masyarakat di daerah selatan yang suka menyanyikan ‘Nongbuga’ tersebut sengaja memasukkan dalam pansori ‘Chunhyangga’.
Mungkin anda sudah menangkap dari judul lagu itu, bahwa lagu petani itu dinyanyikan sewaktu masyarakat melakukan kegiatan pertanian agar dapat mengerjakannya dengan lebih senang dan semangat. Lagu ini disebut juga dengan ‘Nyanyian Sangsa’, karena bagian ulangan akhir terdapat dengan kata ‘Sangsadiyeo’.
Salah seorang memulai lagunya dengan solo, semetara orang-orang lain bersama menyanyikan bagian ulangan akhir dengan kata ‘Sangsadiyeo’.
Coba anda bayangkan pemandangan pertanian masa dahulu lewat lagu rakyat di daerah selatan ‘Nogbuga’, ‘Lagu petani’.

Source Korean History KBS/ IniSajaMo

Comments