Orang Yang Menanamkan Harapan Dengan Benih Kapas, Mun Ik-jeom

Mengingat Mun Ik-jeom Menjelang Musim Yang Semakin Sejuk
Nuansa cuaca di Korea berubah secara drastis sampai-sampai suhu udara pada siang hari menurun sampai 18 derajat Celsius. Menjelang musim yang semakin menjadi dingin, ada seorang yang terbayang di dalam hati masyarakat Korea. Dia tiada lain adalah Mun Ik-jeom yang menyampaikan rasa hangat kepada rakyat Korea dengan sebuah benih kapas. 

Penampilan Mun Ik-jeom Sebagai Sarjana
Mun Ik-jeom yang lahir pada tahun 1392 menjadi murid dari sarjana besar Yi Gok saat dia berusia 10 tahun. Di bawah ajaran Yi Gok yang memiliki pengetahuan yang tinggi dan bersifat adil, Mun Ik-jeom juga mengutamakan prinsip kemanusiaan dan cara menjalani hidup yang adil sebagai umat manusia.

Saat dia berusia 20 tahun, Mun Ik-jeom masuk ke akademi nasional Gyeongdeokjae dan pada tahun 1360, dia berhasil lulus ujian pemerintah, sehingga mulai naik jabatan di berbagai lembaga utama pemerintah. Pada tahun 1363, akhirnya dia memperoleh peluang untuk pergi ke negara Yuan sebagai pejabat diplomatik dinamakan 'Seojanggwan'. Namun, pada waktu itu, hubungan diplomatik antara Goryeo dan Yuan sangat memburuk akibat kebijakan raja Gongmin anti- Yuan. Walaupun raja Gongmin mengirimkan utusan beberapa kali untuk memecahkan masalah tersebut, namun pihak Yuan terus menahan utusan dari Goryeo. Oleh sebab itu, tugas Mun Ik-jeom juga terasa sangat berbahaya, namun demikian, dia rela menerima misinya. Seperti telah diduga, dia tertahan selama 42 hari di Yuan dan kemudian dibuang ke tempat pengasingan Winnan, yaitu bagian Selatan dari Yuan. Setelah dia menghabiskan waktu selama 3 tahun di sana, Mun Ik-jeom dapat pulang ke Goryeo dengan membawa kado yang istimewa untuk rakyat. 

Menanamkan Benih Hangat Ke Tanah Goryeo
Mun Ik-jeom yang dulu membaca buku pertanian dari Yuan telah mengetahui kapas. Sambil menyaksikan kapas secara langsung di Yuan, dia menyadari tugasnya yang baru, yaitu menyampaikan bahan pakaian yang dibuat dengan kapas. Walaupun Yuan mencegah memasukkan benih kapas ke negara lain, namun Mun berhasil pulang ke kampung halaman dengan memasukkan 10 benih kapas ke dalam pegangan kuas. Setelah itu, Mun Ik-jeom berhasil menanamkan benih kapas di Goryeo, dan tidak lama kemudian, warga penduduk lainnya juga ikut menanamkan benih kapas. Namun masih ada masalah yang harus dituntaskan, yaitu mesin untuk memintal benang dan menenun pakaian. Berkat bantuan dari biksu Cina yang kebetulan mengunjungi rumah bapak mertuanya, Mun Ik-jeom berhasil membuat mesin tenun, sehingga cara menenun kapas dapat diperkenalkan ke seluruh daerah di Goryeo. 

Benih Kapas Dari Mun Ik-jeom Mengembangkan Negara
Penanaman benih kapas dan produksi serat kapas berpengaruh besar untuk meningkatkan kekayaan negara dan mengubah gaya hidup rakyat. Serat kapas dan katun menjadi dinamika untuk merenovasi bahan pakaian serta pembuatan mesin tenun menjadi landasan untuk memproduksi mesin di bidang lain. Katun itu dimanfaatkan sebagai sarana mata uang dan juga dijadikan sebagai barang ekspor ke Jepang dan Cina.

Pada tahun 1440, raja Sejong mengangkat Mun Ik-jeom yang meninggal dunia pada tahun 1398 sebagai perdana menteri, dan menamai 'Buminho' yang berarti 'mengayakan rakyat'. Demikianlah Min Ik-jeom merupakan pelaku inovasi yang mengubah paradigma industri negara lewat satu benih kapas.

 Kbs@IniSajaMo

Comments