Jang Sa-ik

 


Orang yang tidak begitu memperhatikan Gugak atau tidak ada hubungan dengannya mengatakan bahwa lagu-lagu Jang Sa-ik adalah musik tradisional tanpa keraguan. Sebaliknya ahli Gugak bereaksi negatif dan lagu-lagunya tersebut dianggap lagu pop, bukan Gugak.


Meskipun alat-alat musik tradisional digunakan, tapi musik Jang Sa-ik sebenarnya tidak setia pada irama tradisional atau teori Gugak. Namun demikian, sebagian orang merasa seperti melodi lagu tradisional, karena sentimen khas Korea termuat dalam lagu-lagunya.

Jang Sa-ik lahir di Gwangcheon, Provinsi Chungcheong Selatan. Berkat ayahnya yang memainkan gendang Korea, Janggu sebagai anggota sebuah band petani, Nongakpae, Gugak menjadi bagian dari hidup sehari-harinya. Terutama, ia terpikat oleh bunyi instrumen Taepyeongso yang dimainkan oleh kalangan lansia di desanya. Setelah menyelesaikan wajib militer, dia belajar komposisi dan bermimpi menjadi seorang penyanyi. Tapi, itu tidak mudah daripada yang dipikirkannya saat menghadapi kehidupan nyata. Dia bekerja sebagai pegawai di bagian pemasaran perusahaan elektronik dan toko perabot, pedagang kaki lima, atau pekerja di bengkel mobil sampai ia berusia 40 tahun lebih. Pada usia paruh bayanya, dia mulai belajar instrumen tradisional Korea, Taepyeongso yang sudah pernah dikenalinya sejak usia dini.

Pada tahun 1993, dia memperoleh Penghargaan Presiden dan hadiah tertinggi dalam Kontes Seni Rakyat Nasional dan Lomba Jeonju Daesaseup Nori masing-masing dengan permainan Taepyeongso. Sampai saat itu sepertinya Jang Sa-ik mengejar karirnya sebagai pemain Taepyeongso. Tetapi, dia ditakdirkan untuk sebuah genre musik yang berbeda dengannya. Pada jamuam minuman setelah konser selesai, dia sering menyanyikan satu atau dua lagu untuk rekan-rekannya. Orang-orang yang terpesona dengan lagu-lagunya membujuk dia untuk merilis album. Dengan demikian, Jang Sa-ik menjadi seorang penyanyi.

Jang Sa-ik mengatakan bahwa alam tidak memiliki alasan, jadi empat musim di Korea kembali setiap empat bulan tanpa alasan apapun. Orang yang mempertahankan kecepatannya di bidang apapun tanpa rasa tamak, dia akan berhasil. Sama halnya dengan waktu pementasan. Jika masing-masing pemain tidak menyelaraskan dengan anggota lain, permainan itu tidak akan berhasil. Dia sudah beberapa kali berhasil menggelar permainan yang lebih baik, jika para pemain prihatin akan kondisi sesamanya dan saling membantu. Dia menekankan bahwa kehidupan manusia juga sama dan itulah prinsip dunia.




Source :kbsworld

Comments