Park Song-hui







Pepatah lama Korea mengatakan bahwa pelajar tidak boleh menginjak bayangan guru. Artinya, pelajar selalu harus memiliki rasa hormat terhadap gurunya. Namun demikian, untuk benar-benar ingin menghormati guru, seorang pelajar seharusnya tidak hanya sekedar mengikuti jejak gurunya. Dia sebagai seorang murid yang terpelajar harus bisa melampaui kemampuan sang guru. Tradisi musik klasik Korea diturunkan dari generasi ke generasi secara lisan.


Seorang pelajar musik harus duduk berhadapan dengan sang guru, lalu mempelajarinya satu per satu dalam hati. Melalui proses pembelajaran itu, seorang pelajar baru dapat memiliki penguasaan Sori atau nyanyian. Oleh sebab itu, seorang guru sama istimewanya dengan orang tua sendiri bagi seorang pelajar. Dalam edisi kali ini, kami akan memperkenalkan penyanyi master Park Song-hui yang telah menghormati gurunya dengan mempertahankan Sori yang diturunkan oleh gurunya.

Dia lahir di Hwasun, Provinsi Jeolla Selatan pada tahun 1927. Maka, dia berusia 86 tahun pada tahun ini. Meskipun usia tuanya, dia menjadi teladan bagi pengikut saat dia masih di atas panggung. Sejak umur 10 tahun, dia mulai mempelajari Sori sedikit demi sedikit dari beberapa guru seperti Seong Cha-ok, Park Gi-hong, Jeong Eung-min, dan lain-lain. Park Song-hui mempelajari juga musik Jeongga seperti Gagok, Gasa, dan Sijo. Selain itu, dia mempelajari tarian pedang dan tarian Buddha serta permainan alat musik petik yang disebut Gayageum pungryu.

Setelah menikah, dia hidup bertani di pedesan. Tapi, dia terus melakukan pementasan musik pada waktu luangnya secara diam-diam, karena dia merasa kasihan kepada petani desa lainnya yang bekerja keras. Dengn sikapnya seperti itu, dia tampak seperti seorang nenek di rumah tetangga yang baik hati, bukan seorang penyanyi master Sori profesional. Penyanyi master Park Song-hui pindah ke Seoul sesudah suaminya meninggal dunia, lalu melakukan kegiatan musiknya dengan sungguh-sungguh. Pada saat itu, dia menemui penyanyi master Park Rok-ju dan mempelajari Pansori Chunhyangga dan Heungboga serta Sukyeongnangjajeon yang sudah dilupakan. Kemudian, dia sempat belajar Pansori Jeokbyeokga dari penyanyi master Park Bong-sul.

Penyanyi master Park Song-hui telah ditentukan sebagai pemegang seni Pansori Heungboga pada tahun 2002. Meskipun usia lanjut, dia masih terus melakukan rekaman album, karena dia memiliki tekad kuat untuk mewariskan semua nyanyian Sori yang dikuasainya. Terutama, Pansori Sukyeongnangjeon atau Kisah gadis Suk-yeong itu hampir dilupakan oleh kebanyakan penyanyi Sori.
Namun, berkat album Park Song-hui yang memuatnya, banyak orang dapat menyadari keberadaan nyanyian langka itu. Mudah-mudahan, penyanyi master Park Song-hui terus meninggalkan banyak nyanyian baiknya untuk waktu lama.



Source :kbsworld/IniSajaMo

Comments