Dulu, waktu jamannya saya masih SMP dan SMA kalau mau beli buku yang murah biasanya saya pergi daerah Jatinegara.Saya rasa semua anak sekolahan atau kuliahan pastinya tahu daerah ini , letaknya dekat rel kereta Jatinegara Pasar Senen..dengar-dengar katanya sekarang sudah dipindah ya?(maklum, begitu selesai SMA lanjut kuliah di Makassar dan akhirnya terdampar terus disini ) Atau di kwitang.
Saya masih ingat biasanya pas pulang sekolah saya sudah nongkrong disana , semua buku rasanya ada deh.mana waktu itukhan belum ada yang namanya dana BOSS jadi kalau mau buku pelajaran ya..harus beli and cari sendiri tapi terkadang kalau mau beli ditoko buku, muahalnya itu....dengan adanya tempat penjualan buku di Senen ini sangat terbantu sekali..tempatnya sih gak keren-keren amat, kayak pasar..kiri kanan berjejer bangunan petak-petak yang isinya buuukuuuu semua sampai luber ke depan-depan petaknya saking bertumpuk-tumpuknya buku yang dijual dari yang bekas sampai buku keluaran baru, mau novel,komik,cergam,buku segala judul dan aliran sampai kurikulum yang baru juga sudah tersedia setiap tahun ajaran baru bahkan majalah sampai koran bekas ada..! saya biasanya betaaah banget nongkrong disini ,ngubek sana ngubek sini cari buku yang dimaui tidak perduli panas terik matahari, bau badan udah kecut banget deh tiba-tiba udah magrib aja.Yang lebih senang karena biar bukunya sudah tua tapi sampulnya kadang masih mulus terlebih buku pelajaran baru sudah pake sampul plastik jadi saya tidak capek-capek lagi nyampul buku. Mana dapatnya setengah harga pula..siapa yang tidak senang kesini.
Nah itu di Indonesia bagaimana di Korea?ternyata di Korea ada juga tempat semacam ini.
Letaknya didaerah Dongdaemun. Di samping sebagai pusat mode mutakhir, di Dongdaemun juga ada gang-gang dimana terdapat toko buku bekas. Jika orang turun di stasiun kereta bawah tanah Dongdaemun jalur 4, dan keluar ke arah No. 8, maka kita bisa melihat banyak toko buku bekas terletak berjejer disana.
Jumlah toko buku bekas di Pasar perdamaian Dongdaemun di tepi anak sungai Chunggyechon mencapai sekitar 50 buah. Akan tetapi, jumlah itu sudah berkurang, katanya pada masa lampau, yaitu tahun 70-an dan 80-an terdapat lebih dari 150 buah toko buku bekas disana.
Pada masa itu, siswa yang berkantong kempes dan para guru yang mencari buku yang tidak dijual di toko buku biasa adalah tamu utamanya. Sejalan dengan tersebarluasnya komputer mulai pertengahan tahun 90-an, popularitas terhadap toko buku bekas menurun dan menghadapi krisis di masa kini. Akan tetapi, beberapa orang mengelola toko on-line dan off-line dengan membuka toko buku bekas di internet.
Ruangan dalam toko buku bekas begitu ruwet dan tidak teratur. Di sebuah toko buku bekas yang berareal 10 meter persegi, buku-buku yang tersimpan segunung hingga langit-langit. Yang mengagumkan kita adalah ketrampilan pemilik toko yang segera dapat mencari buku yang diinginkan oleh tamu dari tumpukan buku di toko yang kecil itu. Suatu toko buku bekas dikelola secara turun temurun selama 40 tahun sejak tahun 60-an. Ya.., ketrampilan pemilik toko itu yang segera menyerahkan buku yang dipesan tamu yang diambil dari tumpukan sangat mengagumkan. Katanya, rahasianya adalah menghafal saja, itu sangat luar biasa, bukan? Menemui pemilik toko buku bekas yang menjaga toko buku lebih dari 40 tahun itu saja sangat menarik bagi para pencinta buku bekas.
Sama dengan Senen Jangkauan jenis buku yang dijual di toko buku bekas sangat luas dan beraneka ragam. Mulai bekas majalah tua, pelajaran mahasiswa, jenis kamus, buku berbagai agama, termasuk alkitab, kumpulan foto, majalah dari negara-negara asing yang diimpor dan lain sebagainya. Setiap toko buku bekas memiliki keistimewaan sendiri, yaitu dengan melengkapi buku spesial. Misalnya toko buku Hana memasok buku bekas secara besar-besaran, sementara Daegwang Surim mengelola buku anak, Yurimsa mengelola pelajaran utama dan sampingan bagi siswa SD, sekolah menengah dan mahasiswa. Selain itu, Mingky menjual majalah terbitan berbagai negara-negara asing dan majalah mode. Di gedung pasar Daehakchon apabila kita menyeberangi jalan mobil dari jalan toko buku bekas itu juga ada gang untuk toko buku bekas. Di tempat itu ada toko yang menjual buku kartun bekas yang mendapat popularitas di masa lampau. Harga buku pelajaran universitas yang biasanya puluhan ribu Won adalah setengah dari harganya, jenis buku novel sekitar 30 persen lebih murah. sementara untuk jenis kumpulan buku anak harganya dapat ditawar. Toko-toko buku bekas itu dapat diantarkan ke rumah bahkan ke tempat di luar negeri. Wah saya mau juga nih begini caranya tinggal pesan buku yang kita mau terus diantar kerumah deh..bakalan tidak akan bau kecut lagi deh...hehehehe.
By TR@IniSajaMo

