Pahlawan Di Pertempuran Sungai Salsu, Jenderal Eulji Mundeok


Sejarah Menilai Eulji Mundeok Sebagai Orang Yang Agung
Orang pertama yang diagungkan dalam 4 ribu tahun sejarah Korea adalah Jenderal Eulji Mundeok! Eulji Mundeok adalah orang yang terpilih oleh ilmuwan sejarah Shin Chae-ho sebagai pahlawan besar bangsa Korea. Peranan besar Eulji Mundeok menjadi alasan utama bagaimana Goguryo dapat mengalahkan negara Sui. Walaupun sejarawan Kim Bu-shik condong ke Shilla, namun dia juga memuji-muji Eulji Mundeok yang merupakan orang Goguryo di dalam buku sejarah Samguksagi.

Jenderal Eulji Mundeok mendapat penilaian yang paling tinggi terlepas dari batasan waktu dan ideologi. Namun, catatan tentang dia hampir tidak ada. Namun, jika mempertimbangkan masa terjadinya pertempuran sungai Salsu, maka dia diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke-6 di sekitar daerah Pyeongyang dan meninggal dunia pada awal abad ke-7. Walaupun tidak ada catatan yang lengkap tentang Eulji Mundeok, namun dia muncul di dalam sejarah Korea menjelang tahun 612.

Konfrontasi Antara Negara Kuat, Goguryo Dan Sui
Goguryo yang menikmati masa emas sebagai negara kuat di Asia Timur setelah raja Gwanggaeto naik tahta mulai menghadapi krisis setelah dinasti Sui menyatukan Cina tahun 589. Kedua negara kuat kemudian saling berhadapan, dan Goguryo lebih dulu menyerang.

Tahun 589, Raja Yeongyang menyerang wilayah yang sekarang menjadi bagian barat Manchuria. Sementara itu kaisar Wen, pendiri Dinasti Sui menyerbu Goguryo dengan merekrut 300 ribu tentara, namun dapat pukul mundur. Goguryo yang memiliki semangat tinggi bertekad untuk menyatukan tiga kerajaan. Untuk tujuan itu, Goguryo menyerang Shilla pada tahun 603 dan Baekje pada tahun 607. Raja Jinpyeng dari Shilla yang menghadapi kekalahan meminta bantuan kepada negara Sui. Kaisar Yang dari dinasti Sui mulai menyerang Goguryo untuk kedua kalinya dengan merekrut 1 juta 130 ribu orang tentara.

Kebijaksanaan, Keberanian, Dan Ketulusan Menjadi Landasan Kokoh Untuk Kemenangan.
Penyerangan yang dilakukan oleh angkatan darat dan laut yang dipimpin oleh kaisar Yang selama 6 bulan tidak berjalan lancar akibat mendapat perlawanan dari Goguryo. Kemudian kaisar Yang mengalihkan serangan ke istana Pyeongyang, namun dihadang komandan pasukan Goguryo, Eulji Mundeok.

Untuk menyerbu ke Pyeongyang, tentara Sui harus berjalan kaki dengan memikul perbekalan untuk 100 hari, namun tentara merasa kelelahan membuang makanan. Akibatnya, bahan makanan mereka habis sebelum tiba di Pyeongyang. Jenderal Eulji Mundeok yang mengetahui keadaan itu menyusun strategi, yaitu mengosongkan rumah dan ladang di luar istana Pyeongyang agar tentara Sui tidak bisa mendapatkan bahan makanan.

Selain itu, dia menyusup ke pasukan Sui dengan sembunyi-sembunyi, dan menyelidiki keadaan yang sebenarnya dari pasukan Sui. Eulji mengirim surat berisi puisi yang mengolok-olok ketidakmampuan jenderal Sui sebagai komandan tertinggi. Lewat surat itu, Eulji Mundeok menyatakan bahwa negaranya akan menyerah dengan syarat 'jika Cina menarik mundur pasukannya dari Goguryeo, maka raja Yeongyang akan bertemu dengan kaisar Yang'. Pernyataan bohon itu membuat pasukan Sui lengah sehingga menjadi kesempatan bagi Goguryo untuk memenangkan pertempuran.

Kemenangan Terbesar Dalam Sejarah Perang Dunia, Pertempuran Sungai Salsu
Setelah pasukan Sui mundur ke Cina, Eulji Mundeok mulai melakukan serangan balik, sehingga pertempuran terjadi di sungai Salsu. Eulji membangun bendungan di hulu agar bagian hilir sungai dapat diseberangi dengan berjalan kaki dan kemudian menyembunyikan pasukannya di bukit. Saat pasukan Sui menyeberangi sungai mereka membuka bendungan untuk menenggelamkan pasukan Sui dan menyerang sisa pasukan Sui di bukit. Akhirnya, Goguryo memperoleh kemenangan besar, dan hanya 2700 orang tentara yang masih hidup.

Pertempuran Sungai Salsu ini merupakan kemenangan terbesar di dalam sejarah dunia. Di dalam pertempuran tahun berikutnya, Sui kembali dikalahkan, dan kemudian runtuh pada tahun 618 akibat wafatnya kaisar Yang. Jenderal Eulji Mundeok yang mengubah sejarah kuno Korea juga hilang di dalam catatan sejarah setelah perang selesai. Namun, demikian Eulji Mundeok adalah pahlawan yang memiliki pemikiran yang cemerlang yang mampu melindungi negara saat menghadapi krisis.




source:KBSWIndonesiaSeoul

Comments