Jenderal Dari Pasukan Kemerdekaan Yang Terasa Seorang Pahlawan, Kim Jwa-jin


Kemenangan Yang Paling Cemerlang Dalam Gerakan Kemerdekaan, Pertempuran Cheongsanri
Di masa penjajahan Jepang, semangat bangsa Korea untuk menantang imperialisme Jepang yang merampas hak kedaulatan Korea cukup tinggi dan tidak mau mereda, khususnya, setelah gerakan kemerdekaan 1 Maret 1919. Gerakan kemerdekaan dari pasukan kemerdekaan di Manchuria, Primorsky Krai, dll juga cukup berkembang, sampai-sampai mengancam pasukan Jepang. Pada tangal 20 Oktober 1920, terdengar informasi dimana pasukan kemerdekaan Korea berkumpul bersama di sebuah daerah Cheongsanri yang menuju gunung Baekdu, sehingga pihak Jepang mengirimkan pasukan 10 ribu orang. Walaupun jumlah pasukan Korea hanya 2500 orang saja, namun pasukan kemerdekaan Korea memperoleh kemenangan besar di 10 medan pertempuran Cheongsanri itu. Dengan demikian, kemenangan itu dianggap sebagai prestasi yang paling besar dalam sejarah gerakan kemerdekaan Korea, dan orang yang memenangkan pertempuran itu tiada lain adalah jenderal Kim Jwa-jin.


Menyediahkan Pupuk Untuk Gerakan Kemerdekaan
Kim Jwa-jin lahir pada tanggal 14 November 1889 sebagai putra dari keluarga kaya di propinsi Chungcheong. Sejak masih kecil, dia menaruh pehatian pada ilmu kemiliteran, dan tahun 1905 dia masuk sekolah khusus angkatan darat di Seoul. Setelah tamat sekolah, dia pulang ke kampung halaman dan mendirikan sekolah untuk mendidik para remaja. Namun, setelah Joseon mulai dijajah oleh Jepang tahun 1910, dia melancarkan gerakan kemerdekaan anti-Jepang.


Kim Jwa-jin Menjadi Harimau Di Manchuria
Kim Jwa-jin berpura-pura membuka sebuah toko agar bisa melakukan kontrakan bersama dengan para pejuang di luar negeri, dan mengumpulkan dana kemerdekaan. Namun, dia ditangkap oleh polisi rahasia Jepang, dan dipenjara selama 2 tahun 6 bulan. Setelah itu, dia menjadi anggota 'Pasukan Kemerdekaan Daehan', dan terus melakukan kegiatan kemerdekaan di daerah Kando. Setelah pemerintah sementara Korea dibentuk di Shanghai, Cina, dia berusaha untuk menyediahkan landasan untuk gerakan kemerdekaan, dan akhirnya menjadi komando tertinggi dari Pasukan Kemerdekaan Daehan dengan memperoleh kemenangan dalam medan pertempuran Chengsanri. Namun, sangat ironis, kemenangan pertempuran Cheongsanri membuat kehidupan jenderal Kim Jwa-jin menjadi lebih pahit lagi.





Pejuang Kemerdekaan Yang Abadi
Pihak Jepang yang mengalami banyak kerugian dalam pertempuran Cheongsanri giat memusnahkan pasukan kemerdekaan di daerah Manchuria dan desa-desa orang Korea. Untuk mencegah korban masyarakat sipil yang tidak berdosa, Kim Jwa-jin memindahkan pangkalannya ke sebuah kota milik Uni Soviet, namun pasukan Rusia minta kepada pasukan kemerdekaan Kim Jwa-jin agar melakukan perlucutan senjata. Oleh karena itu, dia kembali ke Manchuria tahun 1925, dan membentuk kembali kelompok militer 'Sinmimbu'. Walaupun terus menyediahkan landasan kokoh untuk perjuangan kemerdekaan, namun sangat disayangkan meninggal dunia dalam usia 41 tahun pada tanggal 24 Januari 1930 akibat ditembak mati oleh seorang komunis. Walaupun meninggal dunia sebelum Korea menjadi merdeka, kemenangan di dalam pertempuran Cheongsanri menjadi pendorong bagi bangsa Korea yang ditindas oleh Jepang agar mempunyai harapan baru terhadap kemerdekaan dan akhirnya, bangsa Korea memperoleh kemerdekaan tahun 1945. Jika mengibaratkan sejarah perjuangan kemerdekaan sebagai kedudukan bintang, barangkali bintang yang paling berkelip-kelip tiada lain adalah jenderal Kim Jwa-jin.





Source : KBS world

Comments