Pujangga Terbaik Di Kerajaan Goryeo, Yi Gyu-bo


Bintang Yang Cemerlang Di Dunia Sastra Korea
Jika diminta untuk memilih pujangga terbaik di era masing-masing, dapat memutuskan untuk memilih Choi Chi-won dari kerajaan Shilla, Yi Gyu-bo dari Kerajaan Goryeo, dan Park Ji-won dari kerajaan Joseon. Diantaranya, seorang ilmuwan Yi Gyu-bo dijuluki sebagai 'Yi Tae-baek dari Goryeo' karena menciptakan syair kepahlawanan atau epik tentang raja Dongmyeong, yaitu pendiri kerajaan Goguryeo dan membuat 7 ribu buah syair. Nah, dengan alasan apa, dia dianggap sebagai pujangga yang terunggul?

Pujangga Yang Dikaruniai Tuhan
Yi Gyo-bo lahir di Yeoju, Gyeonggi tanggal 16 Desember tahun 1168. Sejak masih kecil, dia terunggul di tiga bidang konfusianisme, budhisme, dan Taoisme, serta tidak pernah melupakan tulisan apa saja walaupun mendengarkannya satu kali saja. Oleh sebab itu, dia dijuluki sebagai 'Kong Hu Cu Di Laut Timur'.

Saat dia berusia 9 tahun, dia mulai membuat syair, dan syair yang dibuat saat dia berusia 11 tahun, cukup mengagumkan masyarakat. Namun, kontras dengan bakatnya, dia gagal lulus ujian pegawai kenegaraan sampai dia berusia 21 tahun. Pada waktu itu, pemerintahan Goryeo dikuasai oleh kalangan pengawal, sehingga Yi Gyu-bo tidak mampu menampilkan kemampuan dan bakatnya sepuas-puasnya. Oleh sebab itu, Yi Gyu-bo mengejar kebebasan yang tidak terikat apapun dan pandangan serupa itu menjadi pendorong untuk membuat syair kepahlawanan yang terunggul.

Sesuatu Yang Baru Diperoleh Dengan Membalikkan Pandangan
Setelah ayahnya meninggal dunia saat dia masih berusia 24 tahun, Yi Gyu-bo hanya mengunci dirinya di gunung Cheonma, namun tahun 1193, dia akhirnya menampilkan syair kepahlawan tentang raja Dongmyeong.

Syair kepahlawanan 'Raja Dongmyeong' merupakan syair kepahlawanan panjang yang pertama di Korea, dan berisi tentang alasan dimana dia menciptakan syair tentang raja Dongmyeong, catatan sejarah sebelum lahirnya raja Dongmnyeong, proses mulai kelahiran raja Dongmnyeong sampai pendirian Goguryeo, penerus raja Yuri, dan perasaan tersendiri dari penulis, dsb.

Terlepas dari pengaruh Cina, Yi Gyu-bo membuka ufuk baru di bidang sastra bangsa dengan memasukkan 'mitos raja Dongmyeong' yang dianggap sebagai khayalan ke dalam sejarah. Selain itu, lewat syair yang bersifat sosial, dia menunjukkan rasa simpati terhadap keadaan kalangan lemah. Namun demikian, evaluasi tentang Yi Gyu-bo berbeda karena arah hidup yang dia jalani setelah berusia 30-an tahun.


Jalan Hidup Untuk Kesuksesan
Seorang penguasa bernama Choi Chung-heon menerima ilmuwan terunggul Yi Gyu-bo sebabai pejabat tinggi, dan setelah itu, dia terus menjadi pejabat tinggi di bawah pemerintahaan militer. Dengan demikian, Yi Gyi-bo dievaluasi sebagai 'penulis yang memuji-muji pemerintahan militer', namun di sisi lain, ada yang berpendapat Yi Gyu-bo terpaksa membantu pemerintah. Waktu itu, Goryeo mengalami kesulitan akibat invasi dari Mongolia, sehingga Yi Gyu-bo sering membuat dokumen diplomatik. Isi tulisan dari dokumen diplomatik itu sangat mengharukan, sampai-sampai raja kerajaan Won dari Mongolia membuat pasukannya mengundurkan diri dari Goryeo.

Demikianlah, Yi Gyu-bo yang mengusir pasukan Mongolia lewat tulisan, mengundurkan diri dari jabatan dalam usia 69 tahun dan meninggal dunia dalam usia 72 tahun. Dia menampilkan kumpulan karya syair pribadi yang biasa disebut sebagai 'Dong-guk-i-sang-guk-jip', dan karya-karyanya menjadi kunci utama untuk memahami sastra kerajaan Goryeo.






Source KBS koreanstory

Comments