Nama Kapal 'Choi Yeong' Yang Diambil Dari Jenderal Choi Yeong
Operasi penyelamatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari lalu untuk menyelamatkan kapal 'Sambo Jewelry' yang dibajak oleh Somalia dievaluasi sebagai operasi luar biasa yang menorehkan tinta emas dalam sejarah militer Korea. Lewat operasi tersebut, Komando Angkatan Laut Korea Selatan menyelamatkan 21 orang awak dan cukup menunjukkan kemampuan dan kekuatan militer Korea.
Kapal 'Choi Yeong' yang dibuat pada tahun 2006 merupakan kapal perusak bergaya Korea yang memiliki bobot 4500 ton. Waktu itu, Angkatan Laut Korea menamai kapal itu 'Choi Yeong' yang diambil dari nama jenderal akhir kerajaan Goryeo, Choi Yeong.
Pelindung Istana Goryeo Dengan Menguasai Kekacaubalauan Akhir Kerajaan Goryeo
Jenderal Choi Yeong yang lahir pada tahun 1316 merupakan jenderal terkenal di Goryeo. Sejak masih kecil, dia belajar seni bela diri dan suka membaca buku yang terkait dengan militer. Menjelang abad ke-14, bajak laut Jepang mulai menyerang laut Semenanjung Korea selama 40 tahun dan jenderal Choi Yeong yang berhasil mengalahkan bajak laut Jepang semakin terkenal. Pada tahun 1352, Choi Yeong berhasil memadamkan pemberontakan Cho Il-shin dan berperan penting untuk merebut daerah di sekitar provinsi Hamgyeong yang telah dirampok dan dimiliki oleh kerajaan Yuan selama 100 tahun. Pada tahun 1361, Jenderal Choi Yeong berhasil memusnahkan kelompok Sorban Merah yang menyerang ibukota Goryeo, sehingga mempertahankan negara. Namun, dinasti Yuan yang tersinggung oleh tantangan raja Gongmin dari Goryeo mengirimkan 10 ribu pasukan ke Goryeo pada tahun 1364, namun Choi Yeong mengalahkan pasukan itu di daerah Uiju (의주), sehingga mengibarkan namanya sebagai pelindung istana Goryeo. Namun, satu tahun kemudian, dia dibuang ke tempat pengasingan selama 6 tahun akibat pengkhianatan dari seorang biksu bernama Shin Don yang berjabatan tinggi dalam pemerintah, namun dia dipulihkan ke jabatannya oleh raja Gongmin setelah kematian Shin Don. Setelah itu, dia berhasil mengalahkan musuh sebanyak 80 kali di medan perang, sehingga mengibarkan namanya sebagai jenderal terunggul.
Menginvasi Liaodong
Pada tahun 1388, raja baru dari dinasti Ming, Cina menuntut bahwa semua wilayah yang dikuasai oleh dinasti Yuan milik dinasti Ming untuk merebut kembali wilayah di bagian utara Cheolryeong yang telah direbut oleh raja Gongmin. Untuk melawan dengannya, raja Gongmin memerintahkan Jenderal Choi Yeong untuk menginvasi Liaodong. Namun, seorang jenderal lain Yi Seong-gye yang melawan dengan rencana invasi Liaodong tersebut malah mundur dari Wihwado ke ibukota, Gaesong dan mengadakan kudeta. Pada dalam insiden itu, Jenderal Choi Yeong ditangkap oleh Jendral Yi dan dihukum mati. 4 tahun kemudian setelah Choi Yeong meninggal dunia, Yi Seong-gye mendirikan dinasti Joseon dan Goryeo hilang.
Nama Abadi Untuk Mempertahankan Negara
Walaupun kehidupan Choi Yeong dan sejarah Goryeo selesai, namun rakyat tidak melupakannya. Choi Yeong yang bermoto hidupnya diwarisi dari ayahnya “janganlah engkau tamak akan emas” mendapat hormat dari rakyat. Semangat Jenderal Choi Yeong yang membaktikan hidupnya bagi Goryeo dengan kesetiaan masih menjadi daya gerak untuk mempertahankan Korea dengan menjadi nama kapal perusak 'Choi Yeong'.
Source : KBS History
Operasi penyelamatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari lalu untuk menyelamatkan kapal 'Sambo Jewelry' yang dibajak oleh Somalia dievaluasi sebagai operasi luar biasa yang menorehkan tinta emas dalam sejarah militer Korea. Lewat operasi tersebut, Komando Angkatan Laut Korea Selatan menyelamatkan 21 orang awak dan cukup menunjukkan kemampuan dan kekuatan militer Korea.
Kapal 'Choi Yeong' yang dibuat pada tahun 2006 merupakan kapal perusak bergaya Korea yang memiliki bobot 4500 ton. Waktu itu, Angkatan Laut Korea menamai kapal itu 'Choi Yeong' yang diambil dari nama jenderal akhir kerajaan Goryeo, Choi Yeong.
Pelindung Istana Goryeo Dengan Menguasai Kekacaubalauan Akhir Kerajaan Goryeo
Jenderal Choi Yeong yang lahir pada tahun 1316 merupakan jenderal terkenal di Goryeo. Sejak masih kecil, dia belajar seni bela diri dan suka membaca buku yang terkait dengan militer. Menjelang abad ke-14, bajak laut Jepang mulai menyerang laut Semenanjung Korea selama 40 tahun dan jenderal Choi Yeong yang berhasil mengalahkan bajak laut Jepang semakin terkenal. Pada tahun 1352, Choi Yeong berhasil memadamkan pemberontakan Cho Il-shin dan berperan penting untuk merebut daerah di sekitar provinsi Hamgyeong yang telah dirampok dan dimiliki oleh kerajaan Yuan selama 100 tahun. Pada tahun 1361, Jenderal Choi Yeong berhasil memusnahkan kelompok Sorban Merah yang menyerang ibukota Goryeo, sehingga mempertahankan negara. Namun, dinasti Yuan yang tersinggung oleh tantangan raja Gongmin dari Goryeo mengirimkan 10 ribu pasukan ke Goryeo pada tahun 1364, namun Choi Yeong mengalahkan pasukan itu di daerah Uiju (의주), sehingga mengibarkan namanya sebagai pelindung istana Goryeo. Namun, satu tahun kemudian, dia dibuang ke tempat pengasingan selama 6 tahun akibat pengkhianatan dari seorang biksu bernama Shin Don yang berjabatan tinggi dalam pemerintah, namun dia dipulihkan ke jabatannya oleh raja Gongmin setelah kematian Shin Don. Setelah itu, dia berhasil mengalahkan musuh sebanyak 80 kali di medan perang, sehingga mengibarkan namanya sebagai jenderal terunggul.
Menginvasi Liaodong
Pada tahun 1388, raja baru dari dinasti Ming, Cina menuntut bahwa semua wilayah yang dikuasai oleh dinasti Yuan milik dinasti Ming untuk merebut kembali wilayah di bagian utara Cheolryeong yang telah direbut oleh raja Gongmin. Untuk melawan dengannya, raja Gongmin memerintahkan Jenderal Choi Yeong untuk menginvasi Liaodong. Namun, seorang jenderal lain Yi Seong-gye yang melawan dengan rencana invasi Liaodong tersebut malah mundur dari Wihwado ke ibukota, Gaesong dan mengadakan kudeta. Pada dalam insiden itu, Jenderal Choi Yeong ditangkap oleh Jendral Yi dan dihukum mati. 4 tahun kemudian setelah Choi Yeong meninggal dunia, Yi Seong-gye mendirikan dinasti Joseon dan Goryeo hilang.
Nama Abadi Untuk Mempertahankan Negara
Walaupun kehidupan Choi Yeong dan sejarah Goryeo selesai, namun rakyat tidak melupakannya. Choi Yeong yang bermoto hidupnya diwarisi dari ayahnya “janganlah engkau tamak akan emas” mendapat hormat dari rakyat. Semangat Jenderal Choi Yeong yang membaktikan hidupnya bagi Goryeo dengan kesetiaan masih menjadi daya gerak untuk mempertahankan Korea dengan menjadi nama kapal perusak 'Choi Yeong'.
Source : KBS History

Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan komentar dihalaman IniSajaMo