Membangun Era! Seorang Tokoh Reformis Pada Akhir Joseon, Yu Gil-jun

Mengetahui Dunia
Pada era ini, 'globalisasi' merupakan masa yang patut dilaksanakan, namun pada abad ke-19, 'dunia' merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh Joseon yang menolak budaya luar negeri. Namun, seorang tokoh reformis, Yu Gil-jun menganjurkan jalan untuk modernisasi Joseon lewat buku perjalanan dunia Barat 'Seoyu Gyeonmun

Menuju Ke Dunia Terbuka
Yu Gil-jun yang lahir pada tahun 1856 di Seoul sebagai putra dari keluarga bangsawan belajar ilmu Cina pada masa kecil. Namun, setelah dia belajar lewat seorang sarjana Ilmu Praktis, Silhak Park Gyu-su pada tahun 1870, arah hidupnya berubah. Sambil belajar ilmu baru, dia mulai menaruh perhatian pada situasi dunia. Pada waktu itu, Joseon mulai menyadari keperluan untuk menerima budaya Barat setelah Perjanjian Ganghwa pada tahun 1876.

Istana Joseon yang mencermati perkembangan pesat dari Jepang mengirimkan utusan pemantauan ke Jepang pada tahun 1881 dan Yu Gil-jun juga berpeluang untuk pergi ke Jepang sebagai sekretaris kepala utusan Jepang tersebut. Walaupun masa pemantauan selama 4 bulan telah selesai, namun Yu Gil-jun tidak kembali ke Joseon. Di sana, dia belajar secara aktif selama 1 tahun dengan masuk sekolah Jepang dan setelah itu, Yu Gil-jun mendapat sorotan sebagai orang yang intelektual. Oleh sebab itu, dia ikut serta dalam utusan Joseon untuk pemantauan AS dan Eropa dan menunjukkan kemampuan penerjemahannya yang sangat unggul. Yu Gil-jun yang berkemampuan tinggi sampai-sampai berbahasa Inggris dengan belajar sendiri dalam 3 bulan saja, akhirnya menjadi mahasiswa pertama Joseon yang mendapat beasiswa pemerintah. Namun, kegiatan belajar di AS tidak lancar, karena raja Gojong menghentikan pemberian beasiswa setelah terjadinya Kudeta Gapsin.

Cendekiawan di Joseon, Yu Gil-jun membuka jalan yang terhubung dengan dunia

Yu Gil-jun yang tiba di Incheon pada tahun 1885 baru ditangkap karena dia akrab dengan sejumlah kalangan yang melakukan Kudeta Gapsin seperti Kim Ok-gyun, Park Young-hyo, dll. Akibatnya, dia terkurung di dalam rumah selama 7 tahun. Walaupun ada banyak kesulitan, namun dia menuliskan naskah untuk menerbitkan buku perjalanan dunia Barat yang dinamakan 'Seoyu Gyeonmun'.

Buku tersebut mencatat pengalaman dan emosinya saat dia belajar di AS dan mengadakan perjalanan di Eropa, namun buku itu mengandung konflik dari seorang cendekiawan yang berupaya untuk menyampaikan budaya Barat kepada istana dan rakyat biasa.

Lewat buku itu, Yu Gil-jun menyatakan bahwa walaupun Joseon merupakan negara kecil, namun dapat sejajar dengan negara kuat jika mengikuti sistem politik modern. Untuk menyampaikan pandangannya, dia menggunakan bahasa Cina dan Korea secara bersama-sama dan menerbitkan seribu kopi dengan biaya sendiri.

Selain itu, dia turut ambil bagian dalam 'Reformasi Gap-o' untuk melancarkan kebijakan modern. Namun, setelah peristiwa dimana Raja Gojong mengungsi dari istana ke kedutaan besar Rusia pada tahun 1896, dilaksanakan kebijakan pro-Rusia, sehingga Yu Gil-jun mengungsikan diri ke Jepang dan kembali lagi ke Korea pada tahun 1907. Setelah itu, dia berupaya untuk kemerdekaan dan pendidikan rakyat, namun meninggal dunia pada tahun 1914. Walaupun dia sendiri tidak mengevaluasi tinggi terhadap kegiatannya dalam sepanjang hidupnya, namun pandangan reformasi Yu Gil-jun cukup memberikan ilham kepada generasi berikutnya sebagai pelopor dalam sejarah modern Korea.








Source Korean History

Comments