Kisah ‘Simcheong’


Pada zaman dahulu di sebuah desa dekat pelabuhan, ada seorang gadis muda yang sangat baik hati. Dia sudah kehilangan ibu saat dilahirkan, hingga dibesarkan oleh seorang ayah tuna netra. Gadis baik hati dan cantik itu namanya Simcheong. Walaupun Simcheong disayangi oleh banyak orang, karena cantik dan hati yang baik, tidak bisa mendapat penghasilan, sehingga menjalani kehidupan susah payah. Gadis yang sangat berbakti kepada ayah juga ini rajin melayani ayah yang tidak bisa melihat apa pun. Simcheong selalu berpikir jika ada cara untuk membalas kasih sayang ayah yang membesarkan Simcheong dengan sendiri, maka dia akan melakukan apa saja.
Suatu hari, bapak Sim jatuh ke sungai dari jembatan dan diselamatkan oleh seorang biksu. Biksu yang merasa kasihan pada seorang buta memberi tahu bahwa jika Sim menyediakan 54 ribu liter beras kepada sang Budha, maka akan dapat melihat lagi. Dengan kabar yang terlalu manis itu, bapak Sim tanpa pikir menjawabnya akan dia menyediakan.
Setelah pulang ke rumah, bapak Sim mengatakan cerita itu kepada anaknya Simcheong sambil menyesal, karena mereka terlalu miskin, hingga beras sebanyak itu tidak bisa disiapkan..
Simcheong yang mendengar cerita itu berdoa sesungguh hati setiap hari.
Beberapa hari berikutnya, Simcheong ketemu satu kelompok pedagang dari Cina yang ingin membeli seorang gadis yang akan dijadikan persembahan kepada Raja Laut. Di jalur laut diantara Cina dan Korea, ada sebuah daerah laut yang bernama Indangsu dan disana aliran airnya terlalu kuat, sehingga tidak bisa lewat atau menjadi korban, tapi jika menyediakan seorang gadis sebagai sesajen, katanya dapat menyeberang dengan aman.
Simcheong pun memutuskan untuk menjadi persembahan dan menjual dirinya dan menggantikan dengan 54 ribu liter beras serta membohongi ayah bahwa dia akan menjadi anak tiri di sebuah keluarga yang kaya dan baik hati sekali.
Dengan demikian, Simcheong menjadi korban di laut di daerah bernama Indangsu demi ayah. Bapak Sim yang tahu cerita sebenarnya itu, mencari-cari anaknya sambil nangis-nangis, tapi tidak dapat ketemu lagi..
Simcheong yang tenggelam dalam laut, tidak jadi korban begitu saja, tapi diselamatkan oleh raja laut dan dijaga dengan bunga teratai yang mengirim kembali ke permukaan laut.
Simcheong di dalam bunga teratai itu dikirim kepada sang raja Korea dan raja yang terpikat hati pada Simcheong yang cantik menyambutnya sebagai istri.
Simcheong yang penasaran dengan kabar ayah mengusulkan untuk membuka sebuah pesta khusus untuk kaum tuna netra. Simcheong dan bapak Sim akhirnya bisa ketemu dan ayah yang percaya anaknya dikorbankan gara-gara perjanjian dia untuk mendapatkan 54 ribu liter beras, kaget sekali dan saat itu matanya terbuka!
Mungkin itu semuanya adalah nasib yang diberikan oleh tuhan, karena selama ini mereka menjalani kehidupan dengan jujur dan baik dan Simcheong yang berbakti sekali kepada ayahnya…

Informasi Wisata

Indangsu yang diceritakan Simcheong melemparkan badannya sendiri ke laut, terletak di sekitar pulau Baeknyeong, dekat perbatasan antar-Korea. Menurut orang-orang yang sering melewati daerah itu sebelum Korea terbagi dua, daerah tersebut sangat susah dilewati gara-gara aliran airnya sangat keras. Dan menurut data sejarah, daerah Baeknyeong merupakan tempat mampir bagi pedagang-pedagang Cina yang pulang-pergi ke Korea sejak masa kerajaan Silla.

Comments