Nongae - Wanita yang melambangkan kesucian



Di Korea ada sebuah kisah sejarah pada zaman kerajaan Joseon, bahwa seorang wanita bernama Nongae yang bunuh diri dengan memeluk kepala pasukan Jepang yang menyerang Joseon untuk membalas dendam demi negara dan suami yang meninggal dunia. Sdr. pendengar, ikuti terus kisah berikut ini.


Nongae, seorang putri yang bermarga 'Ju' sebenarnya lahir dalam keluarga cendikiwaan, namun setelah bapaknya meninggal dunia keadaan ekonomi keluarga Nongae mengalami susah payah, sehingga Nongae memilih jalannya untuk menjadi istri ke-2 seorang bupati. 

Pada tahun 1592, Jepang menyerang Joseon dan pada saat itu pasukan dari Jepang menyapu kebanyakan wilayah Korea. Suami Nongaepun memimpin sebuah pasukan dan berperang dengan musuh negara. Namun pasukan yang dipimpin oleh suami Nongae tidak dapat melawan dengan pasukan Jepang yang jumlahnya banyak sekali. Akhirnya suami Nongae melakukan bunuh diri sebagai rasa tanggungjawab atas kegagalannya. 

Perang yang berlangsung selama hampir setahun. Pasukan Jepang yang menikmati kemenangannya membuka pesta. Mendengar dibukanya pesta, Nongae memutuskan untuk membalas dendam dan ikut pesta dengan melakukan kamuflase diri dengan kupu-kupu malam. Nongae mengajak kepala pasukan Jepang terus minum dan mengajak ke jurang. Kemudian, Nongae melemparkan badannya ke dalam sungai di bawah dengan memeluk kepala pasukan Jepang yang mabuk itu.
Setelah itu, Nongae dijunjung sebagai wanita yang melambangkan kesucian.


Sdr. pendengar, kisah yang ingin kami sampaikan, sebenarnya adalah sebuah kisah legenda yang disampaikan pada kelahiran Nongae.


Sebelum Nongae lahir, istri bapak Ju, yaitu ibunya Nongae melahirkan anak laki-laki pertama. Akan tetapi, anak itu kelihatan luar biasa. Menurut ceritanya, anak itu mempunyai wajah yang sangat gagah berani dan langsung berjalan ke bagian atas kamar, kemudian memandang kiri kanan dengan wajah yang serius. Istri yang takut sekali kasih tahu kepada bapak Ju dan menyembunyikan anak yang luar biasa itu yang diberinama 'Daeryong'.
Namun cerita tentang anak itu disebarluaskan tetangga ke tetangga dan makin banyak orang ingin melihat anaknya. 

Suam-istri itu sangat kecewa, karena jika pemerintah daerah akan mengetahui tentang anak mereka, keluarga mereka akan dihabiskan.. Kenapa hal seperti itu akan terjadi? Alasannya karena, anak itu ada kemungkinan akan menjadi orang yang menghancurkan negara dengan kekuatan luar biasa, dan ayah-ibu yang melahirkan anak itu pun tidak bisa menghindar dari kematiannya. Kedua suami istri akhirnya memutuskan membuang anak mereka sebelum pemerintah tahu hal itu. 

Pada malam hari ketika mereka membuang anaknya, seorang kakek muncul pada mimpi mereka dan mengatakan bahwa anak itu sebenarnya akan menjadi seorang jenderal yang dapat menyelamatkan negara dari krisis, namun suami istri yang bodoh menghilangkan jenderal masa depan.
Kakek itu terus mengatakan, tapi syukurlah masih ada kekuatan tersisa di rumah itu, hingga dia akan mengirim anak putri kali ini, maka jangan kehilangan anak lagi dan membesarkannya dengan berharga. 

Setelah beberapa hari berlalu sejak bermimpi yang aneh itu, istri bapak Ju benar-benar mempunyai anak dalam kandungan dan Nongaelah yang dilahirkan. 


Informasi Wisata

Daerah dimana Nongae dilahirkan adalah desa Juchoen di kota Jangsu provinsi Jeolla Utara. Dan di kota Jinju propinsi Gyeongsang Selatan, ada Chokseonkru di benteng Jinju yang mana Nongae memutuskan untuk bunuh diri dengan membawa kepala pasukan Jepang. Jika anda kunjungi benteng Jinju, anda tidak merasakan kekurangan pada tempat wisata yang indah yang disertai sungai Namgang di sekitarnya.