Perhatian Terhadap Pengakuan Cina Tentang Arirang Sebagai Aset Budaya Nasional Mereka


Cina dilaporkan telah mengklaim lagu tradisonal Korea, Arirang sebagai aset budaya nasional mereka. Dewan Nasional Cina, pada hari rabu kemarin mendaftarkan Arirang sebagai bagian dari budaya nasional mereka. Arirang, sebuah lagu tradisional Korea, secara tidak resmi sudah secara luas dianggap sebagai lagu nasional Korea. Beijing mengatakan bahwa mereka hanya mendaftarkan lagu tersebut sebagai bagian dari budaya salah satu etnis Korea di Cina. Hal itu jelas merupakan sebuah penjarahan budaya, yang merupakan hasil dari Proyek Timur Laut dari Akademi Cina jurusan Ilmu Sosial, untuk memanipulasi sejarah pada masa awal kerajaan-kerajaan Korea.

Bahkan, bukan hanya Arirang saja yang diakui Cina sebagai aset budaya mereka. “Pansori,” sebuah pertunjukan opera tradisional Korea, yang ditampilkan oleh salah satu etnis Korea di Propinsi Lioning, “Gayageum,”gitar 12-string, yang dipakai dalam perayaan ulang tahun perkawinan yang ke-60, dan “Ssireum,” sebuah gulat tradisional Korea juga mereka klaim.

Pada awal tahun 2005, Cina menetapkan pakaian tradisional Korea, Hanbok dan upacara tradisional pernikahan etnis Korea sebagai warisan budaya mereka. Pada tahun 2009, Cina menetapkan tarian petani etnis Korea sebagai aset budaya nasional mereka dan bahkan memasukkannya kedalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Selain itu perayaan ulang tahun pertama, prosesi pemakaman, dan festival bulan purnama ke-delapan etnis Korea didaftarkan oleh Propinsi Jilin sebagai aset budaya propinsi.

Cina mengklaim bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk mengharmonisasikan budaya kaum minoritas di Cina, yang dimaksud adalah budaya etnis Korea yang tinggal di Yabian, sebuah daerah otonomi khusus yang dihuni oleh salah satu etnis Korea, yang berada di Propinsi Jilian, timur laut Cina. Namun, hal itu jelas merupakan sebuah penjarahan dan ancaman bagi kebudayaan Korea ketika pemerintah Korea Selatan telah menetapkan Arirang sebagai salah satu dari 100 ikon yang merepresentasikan Korea dan telah mengaitkan lagu tersebut dengan upaya-upaya untuk mempromosikan citra bangsa Korea. Hal tersebut bukanlah suatu hal yang sederhana karena gerakan itu nampaknya merupakan sebuah gerakan awal untuk mendaftarkan lagu tersebut dalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Korea Selatan belum mendaftarkan Arirang sebagai aset budaya nasional, jadi sekarang Cina nampaknya sudah mencuri start untuk mendaftarkan lagu tersebut ke UNESCO.

Administrasi Warisan Budaya Korea Selatan mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan sebuah mekanisme untuk melindungi warisan budaya Korea dengan mengikuti tren dunia, seperti Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Administrasi ini juga mengatakan bahwa rencana mereka untuk mengumpulkan dan mendaftarkan berbagai bentuk Arirang di Korea, termasuk lagu yang ada di Miryang Propinsi Gyeongsang Selatan, dan di Jindo, Propinsi Jeolla Selatan pada Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Sebenarnya, ketika Cina mendaftarkan tarian petani di daerah Yabian pada Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2009, berkembang isu bahwa Cina akan melangkah lebih jauh dari itu, dan sekarang nampaknya perhatian atas penjarahan budaya telah menjadi kenyataan. Cina telah mencuri start dalam hal pendaftaran, namun tidak diragukan lagi bahwa Arirang adalah sebuah lagu tradisional Korea dan warisan budaya Korea. Kita harus mendorong kedepan hal itu dengan melakukan upaya-upaya untuk mengglobalisasikan lagu tradisonal dan mempromosikannya sebagai sebuah citra nasional Korea.

Suatu hal yang tidak masuk akal bahwa Cina, yang dianggap menjadi pusat budaya dunia, berusaha untuk menjarah kebudayaan tetangganya. Cina didesak untuk melakukan sebuah langkah pendekatan, menilai dengan kepala dingin.


*Hmm..tampaknya masalahnya mirip2 nih sama...

IniSajaMo via KBS

Comments