Ttukseom atau Salkojibeol


Sebuah kisah legenda dalam kerajaan pada masa kuno selalu membuat kita penasaran. Mungkin itu disebabkan mereka adalah seseorang yang paling dihormati dan misterius karena tidak berada lagi pada masa modern ini… bukankah begitu? Untuk hari ini, saya ambil sebuah legenda tentang raja pendiri kerajaan Joseon, raja Taejo dan anaknya sekaligus raja ke-3 kerajaan Joseon, Taejong. Sebenarnya kisah mereka ternyata sangat mengacaukan juga. Kenapa mengacaukan? Alasannya kita dapat mengetahui lewat kisah berikut ini..

Raja Taejo, pendiri kerajaan Joseon, mempunyai dua isteri. Isteri pertama mempunyai 6 pangeran dan isteri kedua mempunyai 2 pangeran. Dalam sejarah Korea, ada status yang disebut ‘Seja’ yaitu pangeran yang akan mendapat suksesi raja berikut dan biasanya pangeran pertama dari isteri pertama menjadi ‘Seja’ tersebut. Namun, raja Taejo menempatkan pangeran bungsu dari isteri kedua sebagai Seja. Pangeran masa depan yang paling menjanjikan adalah akan menjadi rajalah. Khususnya, putra ke-5 dari raja Taejo, yaitu Lee Bang-won mempunyai cita-cita yang sangat kuat untuk menguasai kepemimpinan. Akhirnya, Bang-won membunuh 2 pangeran dari isteri kedua ayahnya termasuk adik tiri yang sudah menjadi Seja dengan alasan mereka ingin menghilangkan pangeran-pangeran yang dilahirkan oleh ibunya Bang-won yaitu isteri pertama raja dan menempatkan abang ke-4 sebagai raja berikutnya.
Raja Taejo yang kehilangan 2 putra yang menyayanginya, kehilangan semangat kekuasaan negara, hingga pergi ke kampung dengan meninggalkan semuanya.
Sekitar 2 tahun kemudian, terjadi lagi peperangan antar-pangeran dan dalam perang itu, Bang-wonlah yang menang dan beberapa saat kemudian akhirnya Bang-won menjadi raja ke-3 Joseon.

Setelah Bang-won menjadi raja ke-3, yang nanti dinamai raja Taejong, dia ingin ayahnya kembali ke istana lagi. Akan tetapi raja Taejo yang berdiam di kota Hamheung sama sekali tidak ingin balik ke istana.
Raja Taejong terus mengirim pesuruh ke tempat ayah tinggal, namun raja Taejo malah membunuh semua pesuruh yang dikirimnya untuk menunjukkan rasa sentimen yang kuat. Lama-lama tidak ada seorangpun yang ingin dikirim ke sana. Namun diantara sarjana, seorang pria bernama Park Sun rela pergi ke Hamheung untuk membujuk raja Taejo untuk kembali ke istana.
Park Sun adalah orang yang sangat baik dan pintar juga, hingga raja Taejo membuka hati kepada Park Sun dan menganggapnya sebagai teman akrab. Park Sun-pun terus meminta agar bertemu dengan anaknya di istana. Raja Taejo akhirnya memutuskan untuk kembali ke istana. Akan tetapi, bawahan-bawahan yang cemberu pada Park Sun membunuh Park dan setelah mendengarkan kabar itu, raja Taejo sangat menyedih dengan hal tersebut.
Sementara itu, raja Taejong di istana sibuk dengan menyambut ayahnya dan keluar dari istana sampai daerah Ttukseom untuk menjemput ayah. Dengan melihat penampilan Taejong menunggunya dengan memakai pakaian yang dikenakan pada waktu melakukan urusan negara khusus buat raja, Taejo mengancam dengan panah. Kaget dengan panah, raja Taejong menyembunyikan badan di belakang tiang naungan. Dan raja Taejo mengatakan “Kamu dapat menghindari panah aku, memang nasibmu juga dipastikan dari tuhan. Bawalah ini cap kerajaan yang kamu inginkan!” Nah.. sejak itu daerah Ttukseom disebut juga dengan ‘Salkojibeol’ yang berarti tempat dimana tertusuk panah.

Infromasi Wisata

Nama lain Ttukseom yaitu ‘Salkojibeol’ diceritakan juga karena tempat itu sering dipakai untuk tempat latihan panahan militer kerajaan Joseon. Daerah Ttukseom sekarang terkenal juga dengan daerah rekreasi dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas permainan air karena dekat sungai Han. Jika kita naik subwai jalur 7 dan turun di stasiun Ttukseom Yuwonji atau Ttukseom Resort, kita dapat mengunjunginya dengan mudah.
 
IniSajaMo via Kbs
 

Comments