Betuel-bawi (Batu Alat Tenun)


Di sebuah desa, ada seorang gadis yang sangat berbakti kepada ibu dan terkenal dengan hati yang baik sekali, gadis tersebut bernama Gapsuk. Namun Gapsuk sangat miskin, dirumahnya tidak ada sawah sepetakpun, sehingga Gapsuk mendapatkan penghasilan dengan menenun kain di rumah orang.
Keadaan dirumahnya semakin parah dengan jatuh sakitnya ibu Gapsuk. Ia mencari-cari terus segala macam obat, tapi sama sekali tidak ada pengaruhnya.
Suatu malam, saat pulang dari dokter ketika membuat obat untuk ibunya, ia bertemu seorang nenek yang pingsan di jalur jalan masuk ke desanya. Gadis yang baik hati ini tidak bisa melewatkannya dengan begitu saja, hingga menggendong nenek itu dan membawa ke rumah walaupun di rumah ibunya juga terbaring sakit. Sehingga ada dua orang yang sakit di rumah yang kecil itu. Namun Gapsuk merawat ibu dan nenek dengan sesungguh hati sepanjang malam.
Gapsuk yang capek, tertidur, dan terbangun pada dini hari. Akan tetapi nenek yang Gapsuk rawat bersamaan dengan ibunya sudah tidak ada di dalam rumah. Khawatir akan kondisi nenek yang sakit, Gapsuk mencari-cari nenek itu dari ujung ke ujung desa, namun pada akhirnya ia tidak menemukannya.
Namun ketika ia pulang, ada yang membuatnya merasa heran, yaitu ibunya yang sakit dan tidak bisa sembuh walau sudah diobati dengan cara apapun sekian lamanya, menjadi sehat kembali seperti tidak tahu pernah jatuh sakit. Hingga Gapsuk dapat bekerja lagi dengan menenun kain.

Gapsuk yang setiap hari menenun kain, pasti teknik tenun kainnya sangat pintar sekali, dan kabar kepintaran tenun kainnya Gapsuk sampai ke telinga raja. Raja yang mendengarkan kabar tersebut mengadakan sebuah lomba menenun kain dengan penenun istana. Alat-alat tenun yang dibawa dari istana jauh lebih bagus daripada alat yang dimiliki Gapsuk. Apalagi perlombaan menenun diadakan di sekitar batu yang terletak di lereng yang tinggi.

Di tengah-tengah berlangsungnya lomba tersebut, tiba-tiba nenek yang pernah dirawat Gapsuk semalam muncul dan mengetuk alat tenun milik Gapsuk tiga kali, hingga alat tenun menjadi 10 buah dan 9 bidadari turun dari langit untuk membantu Gapsuk.
Setelah perlombaan selesai, ternyata tenunan Gapsuk jauh lebih bagus daripada penenun-penenun dari istana, hingga Raja sangat terharu dan sampai-sampai meminta ia untuk menjadi istrinya. Akan tetapi Gapsuk menolak karena tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian.
Mendengar cerita ini, sang raja lebih terharu lagi terhadap bakti Gapsuk kepada sang Ibu, sehingga Raja memberikan kekayaan kepada ibu Gapsuk dan akhirnya menyunting Gapsuk sebagai istrinya.
Sehingga batu yang dijadikan tempat perlombaan ini dinamakan Beteul Bawi yang berarti Batu Alat Tenun atau dibilang juga sebagai Seon-am yang berarti Batu dimana bidadari-bidadari menenun disana.


Infromasi Wisata

Beteul-bawi terletak di gunung desa Chiseon II-ri, Euisung, kota Euisung provinsi Gyeongsang Utara. Dengan ketinggian 300 meter, di gunung di belakang desa Chiseon II-ri dapat menemukan batu yang besar sekali. Kota Euisung terkenal juga dengan daerah penghasil bawang putih.



IniSajaMo via kbs

Comments