Pesona Nami Island


Apa yang menarik dari pulau Nami? Pulaunya sih biasa saja, tapi pengunjungnya luar biasa. Kalau setahun saja ada sekitar 1,5 juta orang, berarti setiap harinya sekitar 4 ribuan orang dari Korsel dan seluruh dunia menjadikan pulau ini sebagai tujuan wisata.
 Sejak enam tahun lalu hingga kini, pulau yang sederhana ini kebanjiran turis lokal dan mancanegara. Semua itu berkat sebuah drama cinta melankolik yang fenomenal berjudul Winter Sonata (Gyeoul yeonga, 2002), yang digilai kaum muda di berbagai negara di Asia. Sinetron tayangan stasiun televisi KBS itu mengambil Pulau Nami sebagai latar untuk beberapa adegan romantis pasangan Kang Jun-sang (Bae Yong-jun) dan Jung Yu-jin (Choi Ji-woo).
 Sinetron itu sebenarnya hanya bercerita tentang keluguan cinta pertama di SMA, yang bangkit lagi setelah sepuluh tahun pasangan tersebut berpisah. Namun, meski dikemas melankolik, drama itu tidak dibanjiri adegan menangis berlebihan atau akting berlebihan lainnya, seperti halnya sinetron Indonesia.
Sinetron Winter Sonata itu dianggap sebagai gebrakan signifikan dimulainya demam budaya pop Korea yang melanda Asia, termasuk Jepang. Fenomena itu populer disebut sebagai Hallyu. Berbagai kajian budaya pop kerap membahas soal Hallyu ini. Bahkan, di Jepang, Winter Sonata menjadi kajian khusus dalam perkuliahan di universitas dan skenarionya dianalisa begitu serius.
Tak heran, meski secara fisik pulau ini tak seindah jika dibandingkan dengan pulau-pulau di Maluku, Nami jadi jualan pariwisata Korea Selatan, sekalipun sinetron Winter Sonata itu sudah habis ditayangkan sejak enam tahun lalu.
Korean Tourism Organization (KTO), yang mengundang wartawan dari berbagai negara di Asia, tahu betul bagaimana harus mengemas narasi pariwisata mereka. Joo, Sang-gun, Asisten Manajer Tim Asia KTO, berujar, Pemerintah Korsel sangat sadar dan mendukung penuh pertumbuhan budaya pop, bahkan menggarapnya sebagai industri yang pada akhirnya menguntungkan pariwisata Korsel.
Sung Hee-sook alias Alex, pemandu wisata KTO, mengakui, sebelum Winter Sonata, Pulau Nami nyaris dilupakan penduduk Korea sebagai salah satu tempat wisata. Terlebih, tempat- tempat wisata lain yang atraktif terus bertumbuhan.
Namun, sejak sinetron itu digilai di Korea dan negeri-negeri lain di Asia, Pulau Nami menjadi tujuan turis favorit. Inilah satu contoh jualan pariwisata yang cerdik. Tak mengandalkan lanskap alam anugerah Tuhan, melainkan bermodal budaya pop kreasi anak bangsa.
Turis yang menyambangi Pulau Nami tak lain untuk tujuan ziarah cinta ala Winter Sonata. Fenomena serupa juga terjadi di Verona, kota mungil di Italia, yang menjadi latar kisah Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Segala sesuatu tentang Winter Sonata digandrungi. Sampai-sampai, sebuah surat kabar Korea memaparkan cara membelitkan syal penghangat leher, seperti yang dipakai Jun-sang.
 Di sini lingkungannya asri, udaranya masih sejuk, segar, banyak taman, dan juga taman bermain. Pengunjung bisa naik sepeda mengitari taman-taman, naik becak, berjalan kaki bersama pasangan, atau mencicipi makanan di beberapa kafe yang tersebar. Bisa pula melihat-lihat pameran foto, pertunjukan musik dan masih banyak lagi. Konsepnya taman bermain yang menyatu dengan alam begitulah seperti yang dicita-citakan Kang Woohyun, sang kreatornya. Konsepnya sederhana, tapi menghasilkan devisa bagi negara. Menarik untuk ditiru.
 Di berbagai sudut pulau ini dihiasi foto-foto berisi beragam adegan dalam sinetron itu. Bahkan, dipasang juga patung Bae Yong-jun dan Choi Ji-woo tengah berdiri berhadapan di ujung jalan yang berhias deretan pohon metasequoia. 


Tak hanya itu, ada juga galeri foto berisi gambar kedua pemain utamanya. Beragam suvenir ala Winter Sonata pun dijajakan. Di beberapa lokasi juga dipasangi petunjuk berupa foto adegan atau benda lain untuk mengingatkan pengunjung yang ingin napak tilas. Semua lokasi shooting itu laris menjadi sasaran turis untuk berfoto.


 Pulau Nami ini terletak di tengah-tengah sungai Han, sekitar 63 km dari Seoul, kalo diliat dari atas bentuknya kayak daun yang mengapung ditengah-tengah dam Cheongpyeong,, Luas pulau ini sekitar 460.000 meter persegi dan kelilingnya sekitar 5 kilometer. Pulau Nami atau Namiseom adalah pulau yang terletak di Bangha-ri,  Namsan myeon, Chuncheon. Pulau ini bukanlah pulau asli . Pulau ini  terbentuk sebagai hasil konstruksi Cheongpyeong Dam tahun 1944. Ditengah-tengahnya terdapat padang rumput seluas 260,000 meter persegi dengan pohon-pohon chesnut disekelilingnya. 
Namanya berasal dari Jenderal Nami. Jendral Nami lulus Ujian Wajib Militer pada usia 17 tahun dan berhasil menaklukkan pemberontakan yang dipimpin oleh Lee Shi Ae pada tahun ke 13 pemerintahan Raja Sejo , raja Ketujuh  dari Dinasti Joseon . Jendral Nami kemudian diangkat sebagai Byeongjopanseo (Menteri Pertahanan Nasional) pada usia 27 tahun. Namun ia gugur pada usia 28 tahun setelah salah dituduh sebagai pengkhianat setelah pemerintahan raja Yejong

Makam Jendral Nami
Dari Seoul, pulau mungil ini bisa ditempuh selama 1,5 jam sampai tiba di Dermaga Gapyeong.Lalu dilanjutkan menyeberangi Sungai Han selama 10 menit dengan kapal feri.
Kapal-kapal ini selalu ada setiap saat. Sehingga arus pengunjung masuk dan keluar pulau lebih cepat. Kapal ferinya sangat unik, dihiasi bendera-bendera negara di dunia yang berkibar-kibar aneka warna, cocok dengan slogannya, “Di Naminara (Republik Negara Nami), kita semua bersaudara.”  Memang mulai dari loket pembelian tiket yang bertuliskan “Imigrasi” hingga sistem pulau ini yang bagai sebuah negara, yang dengan hangat menerima semua budaya dan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Di dermaga juga ada flying fox, pengunjung cukup membayar 27.000 won atau Rp270.000,- (1 won = Rp10,-) untuk sampai di seberang pulau. “Welcome in Naminara Republic”, begitulah kata sambutan saat menjejakkan kaki di Pulau Nami.

Pintu depan Pulau Nami
Peta jalan

Gerbang Pulau Nami

Kala musim gugur datang, pulau ini memang sungguh romantis. Daun-daun di pepohonan yang berbaris lurus beralih warna menjadi kuning, coklat, dan merah, benar-benar bagaikan sebuah lukisan. 


Patung Bae Yong-jun atau Choi Ji-woo,


Di jalan-jalan terdapat air mancur buatan dan deretan pohon-pohon cantik yang ditanam berdasarkan temanya. Ada “Jalan Cemara” yang indah di musim dingin, “Jalan Gingko” yang indah di musim gugur, dan “Jalan Sakura” yang indah di musim semi. Ada juga “Jalan Metasequoia” yang sering dijadikan lokasi foto oleh para turis yang datang. Tidak heran jika banyak pasangan yang sedah jatuh cinta datang kemari.

“Jalan Metasequoia”

Satu lokasi terkenal, yaitu jalan panjang berpasir di tepi danau yang dinaungi pohon-pohon birch. Di situlah adegan pasangan Jun-sang mengendarai sepeda sambil memboncengkan Yu-jin, yang merentangkan kedua tangannya sembari memejamkan mata menikmati momen.
Salah satu ciri pulau ini adalah karya seninya. Mulai dari patung hingga arsitekturnya terbuat dari barang-barang bekas yang didaur-ulang, sesuai dengan moto pulau ini, yaitu “Budaya, Alam, dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup.” Disini juga terdapat beberapa ruang pameran seperti “Anjungan Musik,” “Studio Seni Kerajinan Tangan,” dan “Loka Karya Daur Ulang,” dimana para turis dapat menikmati berbagai pengalaman seperti mendengarkan musik di live café, membuat karya seni dari barang bekas dan sebagainya. 

Galery Foto Winter Sonata
Di pulau ini makanan yang terkenal adalah 'bekal jaman dulu'/Yetnal dosirak/옛날 도시락, bekal dari tempat besi yang isinya cuma nasi, kimchi, dan telur,, Kalau makan ini orang Korea jadi teringat jaman waktu susah dulu,, ;D
Bisa juga makan Samgyentang : Sup ayam ginseng
Alat Transportasi mobil tur elektrik
Alat transportasi
Walaupun pulau ini sebenarnya dapat ditelusuri dalam dua jam saja, dibutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk menikmati satu per satu keindahan pulau ini dimulai dari pemandangan kabut pagi di permukaan danau hingga cahaya bulan yang cantik di malam hari. Karena itu untuk memaksimalkan pengalaman Namiseom, di pulau ini juga disediakan fasilitas transportasi seperti mobil tur elektrik, sepeda keluarga roda empat, kereta mini, dll.  Jadi bila anda berkesempatan mengunjungi Korsel, jangan lupa singgah di pulau nan romantis, Pulau Nami. 




IniSajaMo dari berbagai sumber

Comments

  1. iya mengenai republik ini apa yang telah dipaparkan diatas ini asalah benar sebab saya telah melihat langsung tgl 30-juli 2011 dan saya sekarang lagi berada di seoul setelah kembali dari republik namimara kapankah negeriku indonesia yang tercinta dapat merekrut turis dalam maupun luar negeri pasti amen

    ReplyDelete
  2. Trima kasih komentnya..Anda beruntung sekali bs mengunjungi dan dpt membandingkan langsung keadaaan negeri kita dan negeri mrk. Bg sy harus ada dukungan pemerintah.pengalaman kawan2 sy, setiap mau promosi kesandung di pemerintah kita sendiri pdhl sponsor byk yg mau mendukung.Smg perjalanan anda menyenangkan di Korea..:)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima Kasih sudah memberikan komentar dihalaman IniSajaMo