Sarjana Besar Di Era Kerajaan Shilla, Seol Chong


Orang Yang Menciptakan Sistem Tulisan 'Idu'
Hangeul yang diciptakan oleh raja Sejong pada tahun 1446 merupakan bahasa yang sistematis dan ilmiah dari segi sains karena suara apa saja dapat diekspresikan dengan bebas. Sebenarnya, 11.172 buah tulisan Korea dapat dibuat walau hanya mengetahui 14 buah huruf konsonan dan 10 buah huruf vokal. Namun, sebelum penciptaan Hangeul, memang ada usaha yang mengekspresikan bahasa Korea dengan lebih mudah untuk rakyat. Cara tersebut dinamakan 'Idu' yang meminjam bunyi dan makna dari karakter bahasa Cina. 'Idu' tersebut dikembangkan oleh seorang sarjana di era kerajaan Shilla, Seol Chong. 


Mengembangkan Konfusianisme Di Shilla
Seol Chong merupakan putra dari seorang tokoh terkemuka agama Budha di kerajaan Shilla, Wonhyo. Menjelang abad ke-7, Wonhyo berusaha untuk memperkenalkan 'Budha Mahayana' di Shilla, dan bertemu dengan putri dari raja Muyeol, yaitu putri Yoseok, hingga mereka menikah dan putri Yoseok melahirkan Seol Chong pada tahun 655. Walaupun Seol Chong tidak dapat menjalani hidupnya bersama ayahnya, Wonhyo, namun dia sangat pintar dan bijaksana sejak masih kecil, bahkan sampai mampu menerjemahkan kitab Konfusianisme dalam bahasa Shilla saat karakter Cina diperkenalkan ke Shilla untuk pertama kali.

Dengan kata lain, dia menciptakan cara pembacaan karakter Cina dalam bahasa Korea yang dinamakan 'Seok-Dok-Gu-Gyeol'. Lewat cara ini, banyak yang mampu membaca buku-buku konfusianisme dari Cina dalam bahasa Shilla, sehingga konfusianisme berkembang pesat.

Memperkenalkan Ajaran Konfusianisme Lewat Karya 'Hwa Wang Gye'
Seol Chong menyampaikan Konfusianisme kepada raja ke-31 dari Shilla, yaitu Raja Shinmun lewat karya berjudul 'Hwa Wang Gye(The Warnings for the Flower King)'. Sebagian isi dari karya tersebut tercatat di dalam buku sejarah yang paling kuno di Korea, yaitu 'Samguksagi'. Karya tersebut memersonifikasi sejumlah bunga sebagai manusia dan lewat kisah yang terkait dengan hubungan antar bunga, dia mengisyaratkan bahwa raja harus mendengar nasehat dari bawahan yang jujur, bukan bawahan yang pandai menjilat. Raja Shinmun membaca karya yang menyampaikan konsep moral dengan menarik ini, kagum pada kebijaksanaan Seol Chong, sehingga Raja Shinmun memberi perintah untuk mencatat isi karya dalam buku sejarah agar raja-raja berikutnya dapat memperoleh ajaran lewat karya tersebut.

Berkat karya 'Hwa Wang Gye' itu, Seol Chong berhasil memperoleh kepercayaan dari raja. Raja Shinmun memberikan dukungan penuh agar Seol Chong memperkokoh landasan untuk ilmu negara. Dengan demikian, Seol Chong menciptakan banyak karya yang mengagung-agungkan semangat dan pandangan dari tiga agama, yaitu Konfusianisme, Budhisme, dan Zen. Walaupun kebanyakan karya yang diciptakan oleh Seol Chong hilang, namun generasi berikutnya masih menunjukkan rasa hormat terhadap Seol Chong.

Cara pembacaan buku Konfusianisme dari Cina yang diciptakan oleh Seol Chong bermanfaat untuk mengembangkan Konfusianisme pada masa itu. Oleh karena itu, dia dipuji-puji sebagai sarjana besar yang tidak kalah dengan ayahnya Wonhyo, dan mendapat gelar 'Hong Yu Hu' dari raja Hyeonjong pada tahun 1022.

Walaupun belum diketahui kapan ia meninggal dunia, namun Seol Chong masih dianggap sebagai guru bagi bangsa Korea.


Source Korean History@IniSajaMo

Comments