Menemukan Sejarah Gerakan Kemerdekaan Korea, Monumen Pahlawan - Ahn Jung-geun


Negara-negara yang mengalami penjajahan dalam sejarah pasti memiliki sejarah mengenai gerakan kemerdekaan. Di dalam sejarah itu, pasti ada para pejuang kemerdekaan yang mengorbankan diri demi negara. Pahlawan Ahn Jung-geun juga tokoh utama dalam sejarah gerakan kemerdekaan Korea. Nah, bagaimana kalau kita mengikuti jejak kemerdekaan yang dia tinggalkan di Monumen Pahlawan Ahn Jung-geun?

Jika kita turun di stasiun Chungmuro dan Dongdaeipgu dari subwai jalur 3 atau memanfaatkan bis sirkus gunung Nam yang berwarna kuning, kita dapat melangkah menuju Monumen Pahlawan Ahn Jung-geun. Monumen Pahlawan Ahn Jung-geun direnovasi pada tahun 2009 untuk memperingati genap 99 tahun gugurnya pejuang Ahn Jung-geun, sehingga dibuka kembali pada tanggal 26 Oktober tahun lalu.

Ahn Jun geun
Pahlawan Ahn Jung-geun gugur dalam usia 32 tahun untuk kemerdekaan Korea... Nah, hari ini, mari kita temui pejuang kemerdekaan Korea Ahn Jung-geun menyambut genap 66 tahun kemerdekaan Korea yang tepat pada tanggal 15 Agustus.

 
Hari itu tanggal 26 Oktober 1909, terjadilah perlawanan sang pejuang. Stasiun Kereta Api Harbin di Korea (nama yang sama di timur laut Tiongkok), Residen Jenderal Hirobumi Ito, tiba untuk sebuah kunjungan resmi. Jepang dengan Korea memang memiliki sejarah masa lalu yang kelam karena penjajahan di masa itu. Petinggi Jepang Hirobumi Ito bermaksud menemui Kepala Perwakilan Rusia, untuk merundingkan yurisdiksi Jepang atas Mansyuria. Hirobumi Ito dan rombongannya yang menumpang kereta api, tiba pukul 9.25 pagi. Dia disambut panitia yang memadati Stasiun KA Harbin. Tiba-tiba muncul seorang pemuda berjas hitam melangkah ke arah tamu penting itu. Dialah Ahn Jung-geun yang langsung melepaskan tiga tembakan sekaligus.Jarak penembak dengan tamu agung itu hanya sekitar tujuh meter. Tiga tembakan beruntun menewaskan Hirobumi Ito seketika. Jepang tentu amat terkejut akan gugurnya bangsawan pemuka Jepang modern itu. Namun, dendam membara pemuda Korea Ahn Jung-geun ini, adalah bagian dari perjuangan menentang penjajahan Jepang. Adegan mendebarkan bahkan mengerikan itu berlalu, setelah si penembak melemparkan senjatanya serta berseru: “Abadi dan berjayalah Korea!” Teriakan heroik itu berulang tiga kali, lalu Ahn segera ditangkap polisi Rusia.Bagi Jepang berakhirlah penentangan terhadap kekuasaannya. Namun bagi Korea inilah pertanda sebuah kebangkitan, dan terobosan bagi kemerdekaan. Pejuang Ahn Jung-geun (1879-1910) tetap abadi dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Korea. Dia meninggal dalam usia muda (30 tahun) setelah dieksekusi di penjara Lushun-Dalian, timur laut Tiongkok. Waktu itu Tiongkok juga diduduki Jepang. Ahn Jung-geun tetap dikenang sebagai pejuang idola kemerdekaan Korea.
Kisah kepahlawanan pejuang asal rakyat biasa tersebut, kini menyebar ke seluruh bangsanya, karena dipromosikan oleh Pemerintah Korea Selatan dan rakyat negeri itu. Kini sejarah berubah karena perdamaian di abad modern. Namun itulah kisah kepahlawanan Ahn Jung-geun menentang tirani penjajahan masa lalu.Kesan heroic itu terpaparkan ketika Ahn menjawab pernyataan hakim yang mengadilinya, “Anda telah membunuh Hirobumi Ito. Apa yang Anda harapkan dari hidupmu?”“Aah, saya tidak begitu memikirkan hidup saya, karena saya berencana menguji kelaliman penjajah dan biarlah hukum menentukan hidup saya,” jawabnya di pengadilan. Dan yang paling terhormat yang ditunjukkan tokoh ini, adalah memoir yang ditulisnya di penjara. Ahn menggoreskan kata-kata mutiara dalam bukunya yang berjudul “Demi Perdamaian di Asia Timur” sebagai Manifesto Pan Asia. Ahn menyerukan kerja sama Tiongkok, Korea dan Jepang dalam himpunan multilateral yang mirip Uni Eropa. Ternyata gagasan Ahn Jung-geun sudah ada atau setara dengan gagasan Masyarakat Ekonomi Eropa, dengan mata uang bersama, bahkan sistem pertahanan bersama menghadapi kolonialisme modern.Konsep perdamaian Pan-Asia Timur gagasan Ahn Jung-geun merupakan teori yang relevan di masa abad modern, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dunia masa kini. Demikian penjelasan peneliti senior di Ahn Jung-geun Memorial Foundation, Dr. Shin Un-yong, saat mengenang sang pejuang beberapa waktu lalu di Seoul. Memenuhi idealisme dan cita-cita perjuangannya, Ahn mengadakan solusi yang riil, yakni mengembangkan pendidikan dengan mendirikan dua sekolah, membuat gerakan nasional untuk mengumpulkan dana pelunasan utang Korea terhadap Jepang, demi membebaskan tuntutan aneksasi Korea dengan Jepang. Namun ketika upaya terakhir gagal, Ahn berangkat ke Vladivostok untuk mengupayakan pertahanan militer negerinya terhadap agresi Jepang, meskipun tidak seberapa sukses. 
 
Rupanya setelah menyadari sulitnya perjuangan yang idealistis, akhirnya Ahn memutuskan jalan pintas, yakni membunuh Residen Jenderal dan mantan PM Jepang Hirobumi Ito. Dalam peringatan 100 tahun peristiwa heroik Ahn Jung-geun 26 Oktober 2009, Korsel mengadakan berbagai kegiatan. Misalnya pergelaran drama dan music di TV tentang Ahn Jung-geun, serta kampanye melukiskan kembali wajah dan telapak tangan pejuang tersebut yang berukuran besar, dan dipajang di seantero negeri. Pemerintah Seoul juga menerbitkan buku-buku tentang Ahn, agar rakyat memahami perjuangan dan jasa-jasa dia untuk bangsanya. Patung tembaga besar Ahn yang dipajang di Harbin, dipindahkan ke alun-alun Gedung Majelis Nasional di Yeouido, Ibukota Seoul. Yang masih misterius adalah makam sang pejuang. Setelah dieksekusi di Penjara Lushun, timur laut Tiongkok 26 Maret 1910, ada catatan bahwa jasadnya dikebumikan di pemakaman terdekat. Dalam pernyataan terakhir, Ahn meminta agar jenazahnya dikuburkan di negerinya, setelah Korea merdeka. Permintaan ini tak terwujudkan, dan pada bulan Oktober 2009, penggalian dilakukan dekat reruntuhan penjara, berdasarkan pengakuan putri bekas sipir. Namun, jenazah Ahn tidak ditemukan. Apalagi ada apartemen berlantai 12 dibangun dekat kawasan bekas penjara. Rupanya Ahn hanya dikenang bangsanya tanpa menyaksikan di mana makamnya. Beberapa sejarawan seperti halnya Han Si-jun, dan keturunan pahlawan nasional Lee Hoe-yeong, menunjuk lokasi baru tentang makam Ahn, termasuk dukungan riset dari sejarawan Universitas Dankook, Prof Han Si-jun. Namun kapan penggaliannya, belum jelas.

Ada tiga lorong ruang pameran . Ruang pameran pertama di lantai pertama dan ruang pameran kedua di lantai dua dan ruang pameran ketiga di lantai tiga. Ruang pameran khusus adalah di mana surat-suratnya ditulis dalam penjara Cina ditampilkan dan program interaktif yang disediakan di aula pengalaman. Salah satu fitur yang membedakan dari aula peringatan adalah  dua belas pilar, yang mewakili dua belas pejuang kemerdekaan.
Biaya pembangunan Monumen pahlawan Ahn Jung geun selain disubsidi oleh pemerintah juga adalah hasil sumbangan dari para dermawan sebesar 3,4 miliar won.
 
Anda berdiri di Aula Tribute. Ada patung Ahn Jung-geun dan taegeukgi dibuat pada saat Allegiance Dua Belas. Jika Anda melihat patung dekat, Anda dapat melihat bahwa jari manis kirinya hilang . Itu  untuk menunjukkan kesetiaan dan komitmen untuk kebebasan Korea. Dia menulis kata "Daehan dokrip" atau "kebebasan untuk Korea" dengan darah dari jarinya yang putus.
Layar yang menunjukkan gambar jari Ahn Jun geun yang putus ketika ia dibaptis
Peta kegiatan Ahn Jung geun Ada 4 tombol , dimana setiap tombol memperlihatkan kegiatannya yang ditandai dengan sebuah bola lampu yang menyala dan video yang memperlihatkan tempat ia melakukan kegiatannya tersebut. Misalnya, kalau kita menekan tombol 3 maka, maka terlihat apa yang ia lakukan dalam pembunuhan Ito Hirobumi dari penjara eksekusinya di Lushun China
Ruang Pameran kedua  :Darah dan jari Ahn Jun geun yang terpotong disertai surat nya
Di penjara Lushun
Pistol yang dipakai Ahn untuk membunuh Ito Hirobumi
Ruang pameran Ketiga : Surat-surat
Ahn Jung geun dan saudara-saudaranya diruang sidang

* Seandainya para pahlawan di indonesia bisa dibuatkan museum secanggih ini..
 
IniSajaMo dari berbagai sumber










Comments