Pagoda Muyeongtap(Seokgatap) dan Yuyeongtap(Dabotap)

Di Korea ada satu kuil yang sangat terkenal di kota Gyeongju bernama Bulguksa. Di kuil itu ada 2 pagoda ternama -Dabotap dan Seokgatap. Kedua pagoda yang didirikan pada jaman kerajaan Shilla itu sangat indah bentuknya dan ditetapkan sebagai aset nasional ke-20 dan ke-21. Akan tetapi, pagoda yang indah itu mengandung cerita yang menyedihkan.

Pada jaman Korea terdiri dari 3 negara, yaitu Goguryeo, Baekje, Shilla, ada seorang tukang batu bernama Asadal yang tinggal di negara Baekje. Dia ahli mengolah batu seperti membuat pagoda atau patung, dan kemampuan keseniannya sangat luar biasa, sehingga sampai-sampai diundang ke nagara lain. Waktu itu di negara Shilla, ada kuil yang sangat besar yaitu Bulguksa dan Asadal diundang untuk membuat dua pagoda di kuil tersebut. Asadal yang sudah membuat satu pagoda, Dabotap sedang memfokuskan untuk membuat satu pagoda lainnya, Seokgatap. Seketika Asadal mengupayakan untuk membuat dua pagoda, ada yang menunggu-nunggu pendirian pagoda selama bertahun-tahun, yaitu istri Asadal, bernama Asanyeo. Sang istri tercinta -Asanyeo yang lelah menunggu di negaranya berangkat ke Shilla untuk bertemu suaminya langsung dan tiba di kuil Bulguksa. Dia minta tolong kepada kepala biksu agar bisa bertemu dengan suaminya, tetapi kepala biksu yang khawatir terganggu penyelesaian pembuatan pagoda, memohon kepada sang Istri untuk menunggu sampai Asadal selesai menuntaskan bangunan pagoda itu. Lalu, si kepala biksu juga memberi tahu sang Istri Asadal bahwa jika bangunan pagoda itu sudah rampung, itu akan terpantul seperti cermin di kolam yang disebut ‘Yeongjimot.’ Akhirnya, sang istri –Asanyeo tetap setia menunggu-nunggu suaminya sambil memandang kolam itu setiap harinya.

Suatu hari pada malam hari ketika itu bulan sangat terang, di dalam kolam tercermin bayangan pagoda Dabotap yang dibangun lebih dahulu. Asanyeo yang terlalu gembira dan senang akan dapat ketemu suaminya melihat ilusi suami dalam kolam, sehingga langsung melompat nyebur ke dalam kolam.
Tidak lama kemudian, Asadal pun menyelesaikan membangun pagoda yang lain, dan mendengarkan istrinya menunggu di kolam, langsung melaju ke tempat istri, namun waktu itu istrinya sudah mengalami kedinginan.
Asadal menyesal sekali memilih pekerjaan seni itu daripada istri, dan akhirnya dia ikut terjun ke dalam kolam untuk menjadi bersama dengan istrinya di surga, sambil berkata tidak ada gunanya pekerjaan seni dan jiwanya, jika tidak ada istri yang mencintainya.
Dengan kisah sedih itu, dua pagoda yang dibuat Asadal diberi nama lain juga. Pagoda Dabotap yang lebih dahulu dibuatnya diberi nama ‘Yuyeongtap’ berarti pagoda yang mempunyai bayangan, karena bayangan pagoda itu tercermin dalam kolam dimana Asanyeo melihat sebelum meninggal. Kemudian, Pagoda Seokgatap yang dibuat setelah Asanyeo meninggal dunia diberi nama ‘Muyeongtap’ yang berarti pagoda yang tidak mempunyai bayangan, karena bayangan Seokgatap tidak tercermin dalam kolam sampai satu pasangan suami-istri, Asadal dan Asanyeo melangkah ke surga.

Infromasi Wisata

Kuil Bulguksa dimana terdapat pagoda Dabotap dan Seokgatap di cerita tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO. Kuil yang terletak di kota Gyeongju, provinsi Gyeongsang Selatan ini merupakan lokasi wisata terkenal baik oleh warga masyarakat dalam negeri maupun juga manca negara. Bersama dengan kuil Bulguksa, Seokguram yang merupakan tempat ziarah yang terletak di gunung Toham yang baru dibangun di belakang kuil Bulguksa juga ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO. Dengan kesempatan ini, saya rekomendasikan anda semua, jika ada rencana ke Korea coba menelusuri menuju kota Gyeongju dimana terdapat banyak spot wisata bersejarah, seperti Yogyakarta di negara kita.

Comments