Penulis Buku Sejarah Korea 'Samguk Sagi', Kim Bu-sik


Mencatat Sejarah Tiga Kerajaan Korea
Setelah 'Pemberontakan Myocheong' yang dilaksanakan untuk memindahkan ibu kota Goryeo ke Seogyeong (Pyeongyang) dari Gaegyeong ditindaskan, Kim Bu-sik yang mengundurkan diri dari jabatannya menganjurkan pandangannya kepada raja, yaitu harus mencatat fakta sejarah dari tiga kerajaan untuk menegakkan sejarah Goryeo.

Oleh karena itu, raja suruh kepadanya agar menerbitkan buku sejarah, dan akhirnya pada tahun 1145, buku sejarah yang mencatat sejarah dari negara kuno secara sistematis diterbitkan dengan judul 'Samguk Sagi'.


Sarjana Goryeo Yang Memiliki Ilmu Pengetahuan Luas
Kim Bu-sik yang lahir di Gyeongju pada tahun 1075 lulus ujian pemerintah saat dia berusia 22 tahun, sehingga naik jabatan di bawah kekuasaan raja Yejong dan Injong. Saat dia dikirim ke dinasti Song, Cina pada tahun 1116, dia menerima tiga buku sejarah Cina yang menuturkan sejarah selama 1362 tahun. Hal tersebut menginspirasikannya agar berniat untuk mencatat buku sejarah pra-Goryeo dan untuk itu, dia belajar gaya bahasa kuno dan ilmu.

Setelah Menindaskan Pemberontakan Myocheong
Krisis besar dalam kehidupan Kim Bu-sik dari segi politik adalah 'Pemberontakan Myocheong'. Setelah istana di kota Gaegyeong dibakar akibat 'Pemberontakan Yi Ja-gyeom' pada tahun 1126, seorang biksu Myocheong menuntut untuk memindahkan ibu kota ke Seogyeong. Namun, para pejabat pemerintah di Gaegyeong tidak setuju hal tersebut, sehingga Myocheong membangkitkan pemberontakan. Pada waktu itu, Kim Bu-sik berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, dan kehidupan politik Kim Bu-sik mencapai puncaknya. Namun, dia mengundurkan diri dari jabatan akibat konflik politik pada tahun 1142, dan mulai menerbitkan buku sejarah yang diinginkan.

Menerbitkan Buku Sejarah Yang Mewakili Korea
Sebenarnya, buku sejarah 'Samguk Sagi' tidak dibuat sendiri oleh Kim Bu-sik, karena 11 sejarahwan lainnya yang dikirim oleh raja bertugas membantu untuk mencatat sejarah dari Goguryeo, Baekje dan Shilla di bawah pimpinan Kim Bu-sik.

Kim Bu-sik yang dianggap sebagai sarjana dan penulis terunggul ambil bagian untuk menuliskan kata pengantar, komentar, evaluasi terhadap tokoh-tokoh, dll, sehingga menyempurnakan 'Samguk Sagi'. Diantara 50 buah buku dari 'Samguk Sagi', 10 buah buku terdiri dari biografi tokoh-tokoh dan khususnya 'Kisah Jenderal Ondal' terpilih sebagai karya terunggul dari Kim Bu-sik.

Buku sejarah 'Samguk Sagi' itu merupakan satu-satunya buku yang dapat mengetahui fakta sejarah dari tiga kerajaan selama seribu tahun mulai pendirian tiga kerajaan sampai runtuhnya Shilla Bersatu termasuk situasi politik dan sosial, budaya, hubungan dengan Cina, Jepang, dll. Oleh karena itu, 'Samguk Sagi' dianggap sebagai buku sejarah terunggul di Korea.

Memang, 'Samguk Sagi' mendapat kritik karena dibuat berdasarkan pandangan birokrat, namun jika tidak ada 'Samguk Sagi', barangkali sejarah mengenai tiga kerajaan di Korea mungkin akan hilang. Dari segi seperti itu, 'Samguk Sagi' cukup menjadi buku sejarah yang sangat berharga bagi bangsa Korea.


IniSajaMo via korean history

Comments