Penyair Yang Menjadi Bintang Di Dalam Hati Bangsa Korea, Yun Dong-ju

 

Mengingat Yun Dong-ju Pada Musim Gugur Ini    
Menjelang musim gugur ketika suhu udara turun dan rasa rindu muncul di dalam lubuk hati, ada sebuah syair yang sering dibacakan. Langit dimana musim bergantian, penuh dengan nuansa musim gugur.
Aku dapat menghitung bintang-bintang di dalam langit pada musim gugur tanpa rasa khawatir.
Kenangan untuk satu bintang, cinta untuk satu bintang, rasa sedih untuk satu bintang, rasa rindu untuk satu bintang, syair untuk satu bintang, ibu untuk satu bintang, ibu...
ibu, aku mencoba memanggil satu kata yang indah untuk satu bintang.

Itulah syair berjudul 'Malam Menghitung Bintang', yaitu syair yang membuat kita membayangkan masa lalu dan juga mencoba memanggil nama-nama yang penuh rasa rindu, sambil memandang bintang-bintang di langit pada malam hari. Jika kita membaca syair dari penyair Yun Dong-ju yang gugur dalam usia 29 tahun, rasa rindu terhadap dia muncul di dalam lubuk hati kita. 

Penyair Yun Dong-ju
Pada tanggal 30 Desember 1917, Yun Dong-ju lahir di Manchuria, Cina. Saat dia berusia 13 tahun, dia melakukan kegiatan sastra dengan menerbitkan majalah sastra. Setelah itu, dia terus menampilkan sejumlah karya syair.

Karena bertantangan dengan ayahnya yang tidak setuju kegiatan sastra, Yun Dong-ju rela untuk tidak makan dan meninggalkan rumahnya serta mulai aktif melakukan kegiatan sastra setelah masuk fakultas sastra dari Universitas Yeonhui. Karya syair berjudul 'Malam Menghitung Bintang' yang mengandung rasa rindu terhadap kampung halamannya juga diciptakan olehnya pada tahun 1941.

Pada masa penjajahan Jepang ketika dia menjalani hidupnya, segala kegiatan diawasi oleh Jepang. Oleh sebab itu, Yun dong-ju mawas diri dan juga memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan jujur dengan menciptakan syairnya seperti 'Potret Diri' atau 'Prologue'. Demikianlah suasana gelap dan kesedihannya pada waktu itu diungkapkan lewat syairnya. Sebelum wisuda, dia berniat untuk menerbitkan buku syair dengan memilih 18 karya syair yang dia ciptakan, namun dia tidak dapat mewujudkan impiannya, karena pada tahun 1942, dia pergi ke Tokyo, Jepang untuk masuk ke fakultas sastra Inggris di Universitas Rikkyo Jepang.  

Air Mata Yang Mengalir Di Dalam Syair Yun Dong-ju 
Kehidupannya di Jepang tidak berjalan lancar. Pada bulan Juli tahun 1943, Yun Dong-ju ditangkap, karena didakwa melakukan kegiatan anti- Jepang, maka dia ditahan di penjara Fukuoka selama 2 tahun. Penyiksaan, kekurangan gizi dan suntikan yang dia alami tiap hari terus mengganggunya, sehingga akhirnya Yun Dong-ju meninggal dunia di dalam penjara pada tanggal 16 Februari 1945.

Sebenarnya, karya syairnya tidak begitu terkenal pada awalnya, namun temannya bernama Gang Cheo-jung memperkenalkan karya syair Yun Dong-ju kepada penyair Jeong Ji-yong, sehingga syairnya berjudul 'Syair Yang Mudah Dibuat' baru dibuka untuk masyarakat pada tahun 1947. Tahun berikutnya, buku syair yang mengumpulkan karya Yun Dong-ju juga diterbitkan dengan nama 'Langit, Angin, Bintang Dan Syair'. Sampai hari inipun, karya syair-syair Yun Dong-ju tetap mengharukan, sering dibaca dan juga cemerlang seperti bintang di dalam hati masyarakat Korea. 



Korean History
InisajaMo center 

Comments