Seonbawi di Gunung Inwang


Seonbawi & kuil Guksadang

Raja Taejo Lee Seong-gea mendirikan dinasti Joseon di daerah Gaeseong, lalu mencari daerah yang akan menjadi ibukota. Seorang biksu besar bernama Muhakwangsa yang diperintah raja untuk mencarikannya mencalonkan 2 daerah, yaitu Hanyang dan Gearyongsan. 


Pertama-tama, biksu memilih Gearyongsan, lalu mulai membuat benteng dengan mempekerjakan puluhan ribu warga masyarakat. Pada suatu malam, dia bermimpi, seorang lansia luar biasa muncul di puncak Gearyongsan, kemudian memarahi Muhakwangsa. Menurutnya, daerah itu bukan untuk raja bernama marga Lee, tetapi untuk raja bernama marga Jeong pada suatu saat nanti. Kemudian, lansia itu menganjurkan raja Taejo membuat ibukota di Hanyang. Maka, buru-buru mereka mengubah rencananya, lalu mulai membangun istana di daerah Hanyang dimana daerah Seoul kini. 

Suatu hari Muhakwangsa mendampingi raja untuk melihat-lihat daerah Hanyang dan tiba di daerah Wangshimli. Di sana seorang lansia yang sedang berladang memarahi kerbau dengan berkata kerbau sebodoh Muhak tidak melihat jalan benar tapi mencari jalan salah saja. Muhakwangsa terkejut, lalu bertanya kepada lansia kemana dia harus pergi untuk mendapat lahan istana. Lansia memberitahukan dia agar berjalan lebih dalam. Akhirnya, ditentukan istana dibangun menghadap arah timur, dan di sebelah kirinya gunung Baekaksan, di sebelah kanannya Namsan, dan di belakangnya Inwangsan. Namun, seorang sarjana bernama Jeong Do-jeon menentangnya, karena istana raja selalu menghadap selatan hingga saat itu. Maka, raja Taejo merasa bingung diantara kedua orang itu. Dia merasa berat hati menguatkan agama Buddha jika menuruti Muhakwangsa tapi tidak berani juga menuruti Jeong Do-jeon, karena daya ramalan yang dimiliki Muhakwangsa dapat dipercayai. 

Perdebatan Muhakwangsa dan Jeong Do-jeon tidak berhenti dan masalah termasuknya Seonbawi di gunung Inwangsan ke dalam benteng ibukota atau tidak menjadi isu utama. Jika Seonbawai dimasukkan dalam benteng, agama Buddha akan berkembang. Sebaliknya, jika Seonbawi tidak dimasukkan, agama Kongfuchu akan berkembang. Raja Taejo benar-benar bingung. 

Seusai rapat pemerintahan mengenai masalah itu, raja itu bermimpi. Walaupun sudah bulan April, salju turun. Dia melihat ke luar kamar. Di sana terlihat tempat rapat pada siang hari itu dan tumpukan salju yang masuk ke dalam sudah mencair. Raja Taejo mempercayai mimpinya sebagai wahyu Tuhan dan memerintahkan Seonbawi dimasukkan ke dalam benteng ibukota sesuai dengan nasihat Jeong Do-jeon. 

Oleh sebab itu, istana dibangun menghadap arah selatan dan pada posisi belakangnya ada Baekaksan, kirinya ada Namsan, dan kanannya ada Inwangsan.

Infromasi Wisata
Lokasi istana Joseon itu sama dengan posisi istana kepresidenan Korea Selatan sekarang, Cheonghwadae. Seonbawi itu sudah ditentukan sebagai data tradisi rakyat ibukota Seoul. Di sekitar batu besar itu, terdapat sekitar 20 kuil dari 8 agama dan terutama di bawah Seonbawi itu ada kuil Guksadang dimana memperingati roh almarhun raja Taejo. Seonbawi yang berlokasi di dalam kota Seoul ini dapat dikunjungi dengan menaiki subway jalur 3.

 
 
 
 




Source :kbsworld/IniSajaMo

Comments