Gunung Biryong |
Pada zaman dahulu kala di Desa Goamri
Kecamatan Hongseong Provinsi Gangwon, terdapat sebatang sungai bernama
Yongcheon. Sungai yang terletak di bawah gunung Biryongsan itu
mengalirkan air sangat bersih dan jernih.
Air itu sangat dihargai dan
dipakai oleh warga penduduk desa untuk bertani. Sebab itu, mereka
berterima kasih kepada naga yang berdiam di sungai itu walaupun merasa
takut padanya juga. Naga di sungai itu mempunyai seekor anak yang selalu
mengikuti induknya dan rajin mempelajari semua hal yang diajari
induknya, termasuk menguasai awan dan kabut. Sang naga kecil itu
berusaha untuk membedakan kebaikan dan kejahatan yang sesuai dengan
ajaran induknya untuk memiliki kewibawaan sebagai naga. Namun sang induk
mulai gelisah karena harus berpisah dengan anaknya sesuai dengan hukum
alam jika anak naga sudah menjadi besar.
Pada suatu hari, sang induk
naga berkata kepada anaknya dengan hati-hati, "Anakku, kamu harus bisa
hidup mandiri, jadi perlu bersiap-siaplah!" Namun, sang naga kecil
menenangkan induknya. Akhirnya, tibalah hari perpisahan bagi kedua
naga, induk dan anaknya tersebut. Mereka berdua menangis dan air mata
mereka itu menjadi hujan lebat yang mengakibatkan runtuhnya bendungan.
Mereka terpaksa berhenti menangis, lalu sang induk melepaskan anaknya
dengan berpesan. "Anakku, perpisahan ini sudah ditentukan hukum alam.
Jika kamu menoleh kepala untuk melihat ke belakang dalam perjalanan
kami, Dewa langit akan memberikan kamu hukuman besar. Jangan lupa kamu
tidak boleh menegok ke belakang."
Sang anak naga segera berangkat untuk
mencari kediaman baru untuk dirinya dengan membawa awan. Dengan perasaan
sedih sekali, karena meninggalkan induknya itu, dia menaruh banyak awan
hitam di belakangnya supaya tidak kelihatan jalan yang dilewatinya.
Namun, dia tidak mampu menahan kesedihannya dan air mata
berlinang-linang terus. Tiba-tiba, dia kedengaran teriakan manusia yang
sedang menderita kebanjiran. Anak naga yang terkejut segera menggeserkan
awan hitam. Kemudian, dia menengok ke belakang. Figur induknya
kelihatan sejenak dengan samar-samar, tapi segera ada guntur dan kilat.
Anak naga akhirnya terjatuh dari awan. Badannya kena kilat, maka
sisiknya terlepas dan darah merah keluar dari mulutnya yang menggigit
Yeoiju, sebuah batu ajaib.
Beberapa hari kemudian, sebuah batu muncul di
tanah dimana anak naga terjatuh itu. Warga penduduk desa menyalahkan
teriakan mereka, lalu mengadakan upacara keselamatan di batu itu demi
menghibur roh anak naga.
Infromasi Wisata |
Source : kbsworld
Shared By IniSajaMo
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan komentar dihalaman IniSajaMo