Pelukis Yang Dicintai Orang Korea, Park Su-geun

 Pelukis Yang Dicintai Orang Korea, <strong>Park Su-geun</strong>


Pelukis yang mengungkapkan kecantikan sederhana dari masyarakat awam, Park Su-geun

Ada lukisan yang melukiskan penampilan enam orang wanita yang duduk-duduk di sekitar anak sungai termasuk wanita yang mengenakan handuk putih di atas kepalanya, wanita yang mengenakan sepatu berwarna hitam, dll. Lukisan yang mengekspresikan penampilan para wanita yang mencuci pakaian tiada lain adalah lukisan berjudul 'Tempat Pencucian' karya pelukis Park Su-geun. Lukisan yang terasa hangat ini adalah lukisan termahal di Korea Selatan pada saat ini. Pelukis Park Su-geun adalah tokoh yang mewakili seni lukis modern Korea dan juga dinilai sebagai pelukis yang berhasil mengungkapkan kecantikan sederhana dari Korea. Nah, siapakah sosok Park Su-geun ini?


Melewati masa kanak yang miskin

Walaupun lukisan Park Su-geun terjual dengan harga sangat mahal, namun sebenarnya dia adalah pelukis yang miskin. Dia lahir pada bulan Februari tahun 1914 di propinsi Gangwon sebagai putra tunggal dari keluarga yang kaya. Namun, saat dia berusia 7 tahun, keadaan rumahnya mengalami kesulitan akibat bangkrutnya bisnis tambang yang dikelola oleh ayahnya. Pada waktu itu, dia masuk sekolah dasar, namun dia tidak dapat masuk ke sekolah yang lebih atas akibat kemiskinan. Park Su-geun yang suka melukis berimpian untuk masuk sekolah khusus seni lukis di Jepang, namun dia terpaksa membuang impiannya.

Namun, saat dia berusia 16 tahun, yaitu pada tahun 1932, Park Su-geun meraih penghargaan pertama dalam karya lukisan. Sebenarnya, ayahnya tidak suka kegiatan putranya yang gemar melukis, namun penghargaan tersebut cukup menggerakkan hati ayahnya. Setelah itu, dia terus mendapat penghargaan setiap tahun. 




Pelukis yang lebih dulu dihargai di luar negeri

Pada bulan Februari tahun 1939, Park Su-geun menikah dengan kekasihnya Kim Bok-sun. Walaupun keadaan rumahnya tidak begitu membaik, namun berkat upaya dari isterinya yang bijaksana, dia tetap mampu melukis. Setelah pecahnya Perang Korea, dia sulit menjual lukisannya. Pada waktu itu, seorang pelukis membantu Park Su-geun agar dia bekerja di gerai potret yang tersedia di dalam barak pasukan militer AS. Sambil bekerja di sana, dia memperoleh uang membantunya membeli rumah.

Walaupun keadaan rumahnya semakin membaik, namun dia mengalami konflik karena dia tidak dapat melukis lukisan yang dicita-citakannya. Setelah pindah ke rumah yang baru, dia memusatkan pikiran untuk menciptakan karya. Karya yang dia buat mendapat banyak sorotan dari orang asing termasuk tentara AS.

Setelah dia mendapat penghargaan di dalam acara pameran nasional pada bulan Mei tahun 1956, dia memamerkan lukisannya di galeri. Hal tersebut cukup menarik minat orang asing. Demikianlah, dia berhasil menarik minat dari orang asing sebagai pelukis terunggul, namun sebenarnya dia gagal menarik perhatian dari masyarakat dalam negeri Korea. Sampai dia meninggal dunia, karyanya tidak mendapat penghargaan tinggi di dalam negeri Korea.


Melukis kehidupan orang Korea melalui kreativitas

Alasan utama mengapa lukisan Park Su-geun mendapat banyak sorotan tiada lain adalah kreativitas tersendiri. Dia tidak pernah menerima pendidikan ilmu seni lukis di Jepang atau Eropa secara resmi, dan juga tidak pernah mendapat pendidikan dari pelukis senior. Kedua hal tersebut berpengaruh besar dalam memunculkan kreativitas tersendiri ciri Park Su-geun. Park Su-geun meninggal dunia dalam usia 51 tahun akibat sirosis hati. Jika saja hidupnya lebih lama, barangkali dia mampu menciptakan dunia seni lukis tersendiri. Oleh karena itu, banyak yang menyayangkan kematiannya.

Park Su-geun yang lebih dulu mendapat perhatian di luar negeri... Park Su-geun yang terpilih sebagai pelukis yang paling dicintai oleh orang Korea.... Di dalam lukisannya, tercerminlah kehidupan rakyat biasa Korea. Kehidupannya sebagai pelukis bisa menjadi secercah harapan bagi para pelukis yang tetap melukis walaupun mengalami situasi yang menyulitkan. 




Source:kbsworld

Comments