Jeongseon Arirang

 Jeongseon Arirang


Katanya, 70% dari wilayah Korea dikuasai oleh gunung-gunung, dan khususnya, daerah Jeongseon di Provinsi Gangwon, posisinya ada di jalur pegunungan Taebaek dengan puncak-puncaknya yang tinggi. Gunung Jungbong, Gunung Munrae, Gunung Gariwang, dan Gunung Cheongok, di sekitarnya memiliki tinggi lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.

 Aliran-aliran air dari gunung-gunung tersebut menyatu dan membentuk sungai. Air sungai yang mengalir ke arah Barat menjadi hulu dari Sungai Namhan atau Sungai Han Selatan. Hingga saat ini, Jeongseon masih merupakan daerah terpencil, maka tidak perlu menjelaskan bagaimana keadaannya di masa lalu. Namun, Jeongseon dikenal dengan alamnya yang indah, dan lagu berjudul Jeongseon Arirang.

Arirang disebut-sebut sebagai lagunya bangsa Korea, dan Arirang diperdengarkan di tiap daerah dengan berbagai bentuk. Arirang kini telah didaftarkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia UNESCO. Namun, satu-satunya Arirang yang ditetapkan sebagai warisan budaya di Korea Selatan adalah Jeongseon Arirang


Jeongseon Arirang ditetapkan sebagai warisan non-bendawi nomor 1 di Provinsi Gangwon pada tahun 1971, serta dinilai memiliki sejarah paling panjang diantara berbagai Arirang yang disampaikan. Pada 600 tahun lalu, ketika Goryeo runtuh dan Joseon berdiri, ada pegawai-pegawai kerajaan Goryeo yang tidak setuju dengan kepemipinan pendiri Joseon, yaitu Yi Seong-gye yang kemudian dipanggil Taejo. Mereka menjalani kehidupan yang menyendiri dan tertutup dengan dunia luar di kecamatan Dumun, Gaesong. Tujuh orang pegawai kerajaan diantaranya pindah ke Jeongseon dan menjalani kehidupan di sana dengan hanya memakan rerumputan di gunung-gunung untuk menunjukkan kesetiaannya terhadap kerajaan Goryeo. Mereka membuat syair yang berisi kecintaan terhadap Goryeo, rasa rindu terhadap keluarga dan kampung halaman, kesusahan hidup di daerah terpencil, dll. Katanya, syair yang dilantunkan dengan lagu ini menjadi awal dari Jeongseon Arirang.

Memang, ada kisah lain mengenai asal muasal Jeongseon Arirang. Ada dua desa yang posisinya berhadap-hadapan di tempat penambatan perahu Auraji. Gadis dari desa Yeoryangri dan remaja dari desa Yucheonri saling mencintai. Mereka berpacaran dengan menyeberangi sungai itu, namun akibat banjir pada suatu hari di musim panas, mereka tidak dapat lagi menyeberangi sungai itu. Karenanya, gadis itu melantunkan suatu lagu yang membenci banjirnya air sungai, dan katanya lagu itu menjadi asal dari Jeongseon Arirang. 


Saat ini, di sebelah tempat menambatkan perahu Auraji, ada patung sesosok gadis. Biasanya, di wilayah Jeongseon, hampir tidak ada ladang yang luas, sehingga warga masyarakat di sana bercocok tanam di daerah pegunungan. 

Jeongseon adalah daerah terpencil yang terletak di pegunungan sebelah dalam, sehingga di sana ada banyak hewan ganas seperti harimau. Karenanya, orang yang bekerja sendirian di ladang melantunkan lagu Jeongseon Arirang untuk memberitahukan kondisi keamanannya kepada orang-orang di sekitarnya. Dari sisi itu, Jeongseon Arirang menunjukkan cara hidup masyarakat di Jeongseon. 




source :kbs

Comments